METROPOLITAN – Puasa merupakan kewajiban bagi umat Islam. Namun jika dilihat dari sisi gizi, saat berpuasa, tubuh alami proses detoksifikasi. Menurut ahli gizi Rita Ramayulis dalam keadaan normal, organ hati mengemban tugas untuk detoksifikasi tubuh. ”Tapi kadang kita lepas kontrol dalam mengonsumsi makanan. Sehingga butuh lagi detoksifikasi yang disengaja, artinya dikondisikan. Puasa merupakan salah satu bentuk upaya dari detoksifikasi,” kata Rita.
Saat berpuasa, lanjut Rita, bukan berarti seseorang boleh makan sebanyak-banyaknya agar kuat berpuasa. Kesempatan makan saat berpuasa menjadi lebih sempit daripada saat tidak berpuasa, sehingga kebutuhan energi juga sedikit. Mengapa kebutuhan energi menjadi sedikit? Hal ini karena saat berpuasa, kerja organ tubuh menjadi lebih lambat dan kebutuhan energi berkurang. ”Jadi salah kalau kemudian kita makan lebih banyak sehingga kita harus bertahan,” tambahnya.
Menurut Rita, puasa dapat dikatakan berhasil jika berat badan ideal, profil lipida darah atau kadar lemak darah membaik, kadar glukosa darah dan tekanan darah stabil. Kita pun bisa lebih aktif dan produktif. Selain itu, pikiran bisa menjadi lebih positif dan fokus serta ekspresi emosional yang membaik. ”Kalau setelah berpuasa berat badan bertambah, berarti itu ada yg salah,” ujarnya.
Rita menuturkan, ada dua prinsip yang harus dipenuhi saat berbuka, yakni pergantian cairan dan elektrolit tubuh karena ini yang pertama kali hilang di tubuh kita. Kedua, menaikkan kadar glukosa darah menjadi stabil. Jelang berbuka, kadar glukosa darah mulai rendah.
Berpatokan pada Nabi Muhammad SAW, kurma bisa jadi pilihan ideal saat berbuka. Rita menjelaskan, kurma mengandung serat, mikronutrien seperti kalium, potasium, beta karoten dalam bentuk vitamin A. Selain itu, juga ada mineral dan zat gula, yakni glukosa, sukrosa dan fruktosa. Perpaduan ketiga zat gula ini yang diperlukan oleh tubuh. ”Kenapa perpaduan itu dibutuhkan? Ketika kita makan, ia langsung menaikkan kadar glukosa darah, lalu dengan adanya fruktosa dan sukrosa, ia memelihara kestabilan itu dalam beberapa waktu ke depan,” jelas Rita. Rita menuturkan, kurma juga dapat diganti dengan makanan dengan kandungan sepadan seperti pisang, semangka atau pepaya. Cairan buah komposisinya mirip dengan cairan tubuh sehingga mudah diserap. Kebiasaan minum teh manis saat berbuka rupanya tidak dianjurkan. Teh manis, menurut Rita, hanya mengandung sukrosa. Kadar gula dalam darah memang cepat naik tapi turun pula dengan cepat, tanpa ada yang mempertahankan.
(cnn/mam/dit)