Senin, 22 Desember 2025

Agar Lebih Bugar, Atur Pola Makan Ketika Puasa

- Sabtu, 27 Mei 2017 | 09:19 WIB

METROPOLITAN Puasa merupakan kewajiban bagi umat Islam. Namun jika dilihat dari sisi gizi, saat berpuasa, tubuh alami proses detoksifikasi. Menurut ahli gizi Rita Ramayulis dalam keadaan normal, organ hati mengemban tugas untuk de­toksifikasi tubuh. ”Tapi kadang kita lepas kontrol dalam mengonsumsi makanan. Sehingga butuh lagi detoksifikasi yang disengaja, artinya dikondisikan. Puasa merupakan salah satu bentuk upaya dari detoksifikasi,” kata Rita.

Saat berpuasa, lanjut Rita, bukan berar­ti seseorang boleh makan sebanyak-banyaknya agar kuat berpuasa. Kesem­patan makan saat berpuasa menjadi lebih sempit daripada saat tidak ber­puasa, sehingga kebutuhan energi juga sedikit. Mengapa kebutuhan energi men­jadi sedikit? Hal ini karena saat berpuasa, kerja organ tubuh menjadi lebih lambat dan kebutuhan energi berkurang. ”Jadi salah kalau kemudian kita makan lebih banyak sehingga kita harus bertahan,” tambahnya.

Menurut Rita, puasa dapat dikatakan berhasil jika berat badan ideal, profil li­pida darah atau kadar lemak darah mem­baik, kadar glukosa darah dan tekanan darah stabil. Kita pun bisa lebih aktif dan produktif. Selain itu, pikiran bisa men­jadi lebih positif dan fokus serta eks­presi emosional yang membaik. ”Kalau setelah berpuasa berat badan bertambah, berarti itu ada yg salah,” ujarnya.

Rita menuturkan, ada dua prinsip yang harus dipenuhi saat berbuka, yakni per­gantian cairan dan elektrolit tubuh ka­rena ini yang pertama kali hilang di tubuh kita. Kedua, menaikkan kadar glukosa darah menjadi stabil. Jelang berbuka, kadar glukosa darah mulai rendah.

Berpatokan pada Nabi Muhammad SAW, kurma bisa jadi pilihan ideal saat ber­buka. Rita menjelaskan, kurma mengandung serat, mikronutrien seperti kalium, pota­sium, beta karoten dalam bentuk vitamin A. Selain itu, juga ada mineral dan zat gula, yakni glukosa, sukrosa dan frukto­sa. Perpaduan ketiga zat gula ini yang diperlukan oleh tubuh. ”Kenapa perpa­duan itu dibutuhkan? Ketika kita makan, ia langsung menaikkan kadar glukosa darah, lalu dengan adanya fruktosa dan sukrosa, ia memelihara kestabilan itu dalam beberapa waktu ke depan,” jelas Rita. Rita menuturkan, kurma juga dapat diganti dengan makanan dengan kandun­gan sepadan seperti pisang, semangka atau pepaya. Cairan buah komposisinya mirip dengan cairan tubuh sehingga mu­dah diserap. Kebiasaan minum teh manis saat berbuka rupanya tidak dianjurkan. Teh manis, menurut Rita, hanya mengandung sukrosa. Kadar gula dalam darah memang cepat naik tapi turun pula dengan cepat, tanpa ada yang mempertahankan.

(cnn/mam/dit)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X