Selama 20 tahun Jaja Warga Kampung Tegalwaru, RW 03/02, Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea mengeluti usahan kerajinan membuat golok tradisonal. Alhasil, usaha goloknya bisa menyekolahkan anak dan membeli rumah.
Jaja mengaku, membuat golok belajar dari orangtua. untuk ukuran golok tradisonal yang dibuatnya ukuran 20 hingga 40 centimeter. pembuatnya di sesuai permintaan pasar. Tak hanya itu, Jaja juga melayani pembuatan berbagai jenis pisau untuk kebutuhan ibu rumah tangga.
“Golok kita jual satunya dengan harga Rp50 ribu sampai Rp500 ribu,” ujar ayah empat anak ini.
Ia menambahkan, sejak dulu desa Tegalwarung terkenal dengan pengarjin besinya, salah satunya golok. Namun seiringanya zaman banyak perajin yang gulung tikar.
“Modal utama usaha diperlukan kerlu keuletan dan kerja keras, sehingga bisa bertahan sampai sekarang,”
Selama 20 tahun bertahan menjadi perajin golok, sambungnya. Golok yang dibuat hingga ke pasar luar daerah seperti Jakarta dan Sukabumi. Hasil buah tanggannya di lebeli huruf M dengan arti Mitra Pandai Besi .
“Biasanya pesanan golok ramainya saat Idul Adha. Dalam sehari bisa memproduksi 20 buah golok,” katanya.
Jaja menhelaskan, sedangkan bahan baku yang digunakan yaitu batangan besi bekas pakai dibelinya di daerah Cibanteng. Dalam proses produksi, Jaja dibantu 25 pekerja. Dari mulai proses peleburan besi, perampihan dan pembuatan sarung golok. “Kami berharap pemerintah lebih peduli dan membatu market kepada para pengrajin golok yang ada diwilayah,”tukasnya.
(ads/b/yok)
