Senin, 22 Desember 2025

Direktur Yang Sukses Di Ibu Kota yang Memilih Berkarya di Daerah

- Selasa, 20 Juni 2017 | 01:00 WIB

METROPOLITAN - Ratusan juta perbulan bisa ia dapatkan dari posisinya sebagai direktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang keuangan. Sementara, di sini gajinya tak lebih dari Rp 6 juta perbulan. Tak henti disini, ia merupakan lulusan sekolah doktor di Jepang yang mempelajari subyek ekonomi studi pembangunan. Sang Bupati juga sempat mengambil pendidikan dan lulus dari universitas terkemuka di Inggris, Oxford University. Satu lagi, istrinya adalah pesohor yang tentu di bayangan kita lekat dengan kehidupan kota, utamanya Ibu Kota. Apa yang Bapak cari? Tak pernah tersampaikan Lantas, apa yang terjadi dengannya di kota kecil itu? Yang bersangkutan pernah bercerita ke saya. “Mas, saya ini sekarang hampir tidak punya quality time dengan keluarga?” “Lho, kenapa?” tanya saya, “bukannya keluarga ada di kota yang sama dan setiap waktu bisa bertemu?” “Iya, tapi bukan itu masalahnya?” “Lalu apa?” “Seringkali saat saya berkumpul bersama keluarga, misalnya saat nonton film bersama istri dan anak anak di rumah lewat jaringan internet, baru beberapa menit nonton, tiba - tiba saya mendapat kabar ada longsor di salah satu desa di Trenggalek. Saya katakan ke istri, saya harus ke sana. Saya pun bergegas. Saya khawatir ada korban di sana dan bagaimana penanganannya. Tapi saya ikhlas, meski 24 jam saya harus siaga memikirkan warga. Di sini, kalau bupatinya lalai, taruhannya nyawa warga. Benar ini!” dia meyakinkan saya. “Dulu sesibuk- sibuknya menjadi Direktur BUMN,” ia melanjutkan, “di waktu libur saya full gunakan untuk keluarga, tapi sekali lagi saya ikhlas. Ada yang tidak bisa dibayar oleh apapun yaitu saat saya melihat warga tersenyum.” Cerita di atas adalah cerita yang tidak pernah disampaikan. Hasil kerjanya terlihat membuahkan hasil. Sejak bertahun - tahun lalu Kabupaten Trenggalek tidak pernah mendapat klasifikasi laporan keuangan yang baik. Setahun ia menjabat, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan keuangan kabupaten ini. Saya sempat bertanya, kenapa Anda mengatakan kalau Anda lalai sebagai pemimpin daerah, maka warga Anda tidak makan dan bahkan bisa meninggal? Dia menjawab. “Saya beruntung memiliki Wakil Bupati yang memiliki ide - ide cemerlang. Saya bersama dengan wakil membantuk pasukan pink. Pasukan pink inilah yang mencari warga di seantero Trenggalek yang butuh bantuan, mulai dari makanan, rumah dan yang tak kalah penting, ancaman dari bencana alam. Tahu luas Trenggalek mas? Dua kali Jakarta atau dua kali Singapura, tetapi medannya gunung, batu kapur, dan pantai selatan yang ombaknya besar. Longsor dan bencana alam lain yang kami khawatirkan.” Yang dikhawatirkan tidak hanya soal bencana alam, tapi juga kemiskinan. Angka kemiskinan masih tinggi di Trenggalek, masih di atas rata-rata Indonesia dan Jawa Timur. Dari 800 ribuan jiwa penduduk di Trenggalek, 200 ribu lebih masih perlu bantuan. “Mereka tak makan. Kalau tetangga dan pemimpinnya lalai bayangkan ada 200 ribuan yang miskin dari 800 ribuan penghuninya,” ujar sang Bupati. “Lalu, bagaimana memberi makan dan penghidupan mereka semua?” tanya saya. “Inilah kreativitas dan seni yang saya dapatkan saat saya memimpin di sini meski baru setahun,” ia menjawab. SUMBER : KOMPAS.COM

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X