METROPOLITAN - Permasalahan klasik kerap muncul saat ramai kunjungan wisata maupun hari biasa. Antara lain keluhan datang dari para pengguna jalan, masyarakat lokal maupun masyarakat luar yang berkepentingan nonwisata. Seperti yang dikeluhkan Akbar Hartono, warga Kota Tangerang, yang hendak kunjungan keluarga ke Cigangsa, Desa Citepus, Palabuhanratu. Dirinya merasa keberatan dan terganggu terkena retribusi pariwisata di tolgate jalan umum. Tak hanya pengunjung luar kota, warga lokal pun mengalami hal serupa dengan adanya kebijakan perubahan jalur lalu lintas akibat adanya rekayasa jalur.
Ketua pelaksana Tolgate Pariwisata yang juga Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi H Asep Rahmat mengatakan, pihaknya mengaku telah melakukan pemungutan retribusi sesuai Peraturan Daerah (Perda) No 14 Tahun 2013 di jalan umum dengan alasan karena jalur khusus pariwisata belum ada. ”Ya karena belum ada jalur khusus saja sehingga ada tolgate. Sebenarnya hal ini bagi para petugas di lapangan cukup kesulitan untuk membedakan antara pengunjung wisata dengan warga bukan pengunjung wisata,” katanya.
Asep berencana ke depan pihaknya akan melakukan evaluasi demi menuju perbaikan. Tetapi hal tersebut tidak semua kelemahan ada di petugas kami di lapangan, ada juga para pengunjung yang tidak jujur dan kerap membohongi petugas.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) H Iyos Somantri mengaku segera meminta laporan kepada Kepala Dinas Pariwisata H Dana Budiman terkait keberadaan tolgate tersebut. ”Sebetulnya kita sudah berupaya pemungutan itu dilakukan di objeknya,” kata Iyos kepada Metropolitan, belum lama ini.
Namun, menurut Iyos, hal itu sangat sulit dalam pelaksanaannya. Sebab jalan yang kita gunakan adalah jalan ekonomi, bukan jalan pariwisata. “Ke depannya kalau usulan kita disetujui pusat dengan rencana pembangunan jalan khusus pariwisata, Insya Allah permasalahan ini segera teratasi,” imbuhnya.
Terpisah, Wakil Bupati Sukabumi H Adjo Sardjono mengakui infrastruktur pembangunan jalan ke perkampungan maupun akses jalan ke objek wisata masih belum optimal. ”Mudah-mudahan pembangunan akses Tol Bocimi, jalur laut dan udara, segera terwujud agar bisa mengurangi kendala perjalanan,” ujar Adjo.
Tekait keluhan penggunaan jalan umum dijadikan tolgate pariwisata. Adjo juga mengakui bahwa jalan pariwisata berdampingan dengan jalan umum sehingga ada warga yang merasa kurang nyaman dan terganggu. ”Namun, hal ini tetap dilaksanakan karena amanat peraturan daerah (perda) yang mengharuskan hal itu dilaksanakan,” jelasnya.
(sop/hep/ ram/run)