Senin, 22 Desember 2025

PENYAKIT KUSTA BISA DIDETEKSI SEJAK DINI

- Sabtu, 23 Desember 2017 | 13:08 WIB

-

METROPOLITAN - Mencegah ke­rusakan saraf merupakan hal penting untuk menghindari kecacatan pada pasien kusta. Deteksi dini penting dila­kukan untuk menemukan gejala ke­rusakan saraf sejak awal. Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra me­nyebut kerusakan saraf adalah faktor utama kecacatan yang dialami pasien kusta. Untuk mencegah kerusakan saraf penting bagi pasien kusta terhindar dari kecacatan dan menjauhkan kesan menyeramkan pada pasien kusta.

”Riset kami menemukan bahwa untuk deteksi dini kerusakan saraf cukup meng­gunakan pemeriksaan ja­ringan kulit,” tutur Darma.

Dalam sidang terbuka peneli­tian disertasinya untuk program doktoral di Fakultas Kedokteran Uni­versitas Airlangga Surabaya berjudul ’Mekanisme Kerusakan Saraf Dermal Pada Pasien Erythema Nodusum Lepro­sum dalam Kaitannya dengan Disregu­lasi IL17, CD 64 Neutrofil, IL 10 dan PGE2 dr Darma juga menyebut pengobatan kusta kini bisa diarahkan untuk pengo­ba t a n lokal khusus saraf’.

”Riset saya menemukan bahwa kerusa­kan saraf pada reaksi kusta disebabkan kelainan lokal di area saraf, sehingga ke depan pengobatan reaksi kusta yang selama ini dengan obat-obat mi­num atau sistemik dan banyak efek samping bisa diubah ke arah pen­gobatan lokal khusus saraf,” kata pria yang juga menjabat sebagai ketua HIPMI Bali itu.

Penelitian dilakukan di Surabaya selama tiga bulan dengan jumlah par­tisipan 30 pasien kusta tipe multi basi­ler. Menurut dia, penelitian ini penting dilakukan karena kerusakan saraf ada­lah penyebab utama kecacatan pada pasien kusta yang membuatnya dijauhi dan mendapat stigma.

Dengan mengetahui bagaimana me­kanisme kerusakan saraf karena reaksi kusta, diharapkan jumlah kasus keca­catan pada pasien kusta bisa berkurang. Pengobatan lini pertama kini tak hanya soal menyembuhkan penyakit, namun juga mencegah terjadinya kerusakan saraf dengan pengobatan lokal.

”Kusta masih dianggap sebagai penya­kit menyeramkan dan kasusnya masih banyak ditemukan di Jawa Timur. Dengan mengurangi kecacatan, maka stigma dan kesan menyeramkan pada pasien kusta diharapkan bisa menghilang,” tutupnya.(de/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X