CIAWI - Potensi peternakan yang menjajikan dari segi penghasilkan adalah mengembangkan ternak kambing perah. Terlebih, saat ini peminat kambing perah khususnya di Jawa Barat dan daerah Jabodetabek sudah mulai ramai. Sebab, nilai jual harga susunya pun lebih tinggi dibanding dengan ternak domba penggemukan.
Demikian kata Ahli Penelitian dan Rekayasa (Litkayasa) Balitnak Eko Koswara saat memberikan pengarahan tentang Tata Laksana Pemeliharaan Kambing Perah di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Jalan Veteran III Ciawi Bogor kepada wartawan, kemarin.
Menurut Eko, saat ini harga susu kambing perah perliternya sudah mencapai 35 sampai 40 ribu dan pasarannya pun sangat bagus. Sementara, untuk di bogor sendiri harga terendah pasarannya itu minimal 25 ribu dan tertinggi 30 ribu per-liternya.
”Bahkan, suplai susu kambing perah di kabupaten bogor tidak bisa mencukupi permintaan kebutuhan konsumen. Makanya, untuk menutupi kebutuhan balitnak suka minta bantuan ke petani binaan yang ada di cigombong, karena di balitnak sendiri dalam sebulan hanya bisa mengeluarkan 1200 liter susu, ” katanya.
Oleh sebabnya, lanjut Eko, dengan adanya kegiatan Inovasi Tekhnologi Balitnak ini diharapkan para peserta khususnya peternak-peternak yang memiliki kambing perah tidak merasa bingung lagi mengenai cara memasarkan dan memeliharaannya.
”Dengan begini kan para peternak akan tahu kemana arahan dan tujuan usaha kambing perah ini. Sehingga, peternak-peternak yang memiliki memelihara kambing perah nantinya mendapat penghasilan yang lebih layak.
Dengan bertumbuhnya peternak baru otomatis dari segi peternakan kambing perah bakal mulai diminati. Mengingat khasiat susu kambing perah itu bisa dipakai obat untuk penyakit dalam, seperti asma, tbc, peroko berat, mag dan brohotis. Apalagi, Balitnak sendiri mengadakan ternak perah sejak tahun 1993. (nto/b/suf)