METROPOLITAN - Lapas Kelas II B Kota Sukabumi, dinilai telah berhasil mendorong ekonomi kerakyatan dari sisi pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan. Hal itu ditegaskan Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami, usai meresmikan produksi bakso R Somantri di Lapas Kelas II B Kota Sukabumi.
Sri mengatakan, upaya pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan tentunya harus maksimal. Artinya tidak boleh berbeda-berbeda dengan pekerjaan yang diberikan kepada masyarakat. "Kegiatan-kegiatan di dalam (lapas) itu harus nyambung, sehingga jangan sampai ketika warga binaan bebas tidak bisa dijadikan sebagai kelanjutan untuk kehidupan mereka," ujar Sri.
Sebagai salah satu upaya untuk memajukan produksi di setiap lapas yang sudah memiliki industri, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan akan mencarikan dana Corporate Social Responsibility (CSR). "Teman-teman di sini akan berjuang untuk mencarikan dana CSR untuk memaksimalkan produksi tersebut," aku Sri.
Untuk itu, ia pun berharap produk yang dihasilkan akan laku. Warga binaan akan mendapatkan intensif yang nanti bisa menjadi modal awal mereka berusaha setelah bebas. "Kita juga berusaha akan terus monitor warga binaan yang sudah keluar, supaya silaturahmi tetap terjaga. Dalam arti, apakah mereka benar sudah berbuat baik, serta memastikan tidak melanggar hukum lagi," ujarnya.
Program lapas industri belum lama diluncurkan menteri Hukum dan HAM. Keinginannya, setiap provinsi di Indonesia memiliki usaha pemberdayaan bagi warga binaan. "Tapi, ada yang cepat peningkatannya, ada juga yang masih menyesuaikan. Kita terus dorong agar usaha itu terus maksimal. Intinya kami terus melakukan penguatan di seluruh lapas di Indonesia," pungkas Sri. (ary/ner/ram/run)