BOGOR – Seperti yang sudah-sudah. Dua hari terakhir diprediksi banyak orang yang baru sibuk mengurus pendaftaran, jelang detik-detik batas akhir registrasi ulang nomor kartu prabayar.
Seperti yang terlihat kemarin di sejumlah kantor perwakilan provider seluler di Bogor. Pelanggan tampak antre mendaftarkan kartu prabayar mereka.
Raut wajah panik terlihat dari sejumlah pelanggan yang mengantre di gerai XL Axiata bilangan Jenderal Sudirman senin (26/2/18). Sebagian lain sibuk bermain gadget memenuhi kursi-kursi di ruang tunggu. Mayoritas hendak mengurus permasalahan pendaftaran nomor kartu prabayar. ”Minta tolong didaftarkan,” tutur Firman (23), salah seorang pelanggan.
Kesulitan registrasi ulang juga dirasakan Puji Astuti (45), warga Bukit Cimanggu City. Berulang kali mencoba, selalu saja gagal. Mulai dari registrasi ulang melalui pesan singkat (SMS) hingga website, semua gagal.
”Ada kesalahan pada identitas, seinget saya,” tutur pelanggan kartu Indosat tersebut kepada Radar Bogor (Pojoksatu.id Group), Senin (26/02/2018).
Informasi yang didapatnya mengharuskan Puji memverifikasi data kependudukan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) setempat. Mengingat kartu prabayarnya sudah cukup lama digunakan, Puji pun memperjuangkan kartu prabayarnya itu jangan sampai hangus.
“Tapi saya telp, kata Disdukcapil tidak ada kesalahan. Besok (hari ini, red) saya akan ke Disdukcapil lagi, mau tanya langsung,” ujarnya. Memang, semenjak banyak keluhan sulitnya meregistrasi ulang kartu prabayar, Disdukcapil kebanjiran pengaduan.
Kabid Kependudukan pada Disdukcapil Kota Bogor, Agus Suparman, membenarkan adanya ”serbuan” jelang batas akhir registrasi ulang kartu prabayar. ”Sampai kami harus buka loket khusus,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Loket khusus itu, kata Agus, diperuntukan bagi warga yang bermasalah dalam registrasi ulang kartu prabayarnya. Loket tersebut juga diperuntukan bagi perbaikan data atau update data kependudukan. ”Semenjak banyak yang mengarah untuk registrasi itu, kami buka khusus loket satu di Disdukcapil,” ungkapnya.
Dari beberapa kasus, kata Agus, gagalnya registrasi banyak dikarenakan nomor kartu keluarga (KK) pelanggan atau warga belum ter update. “Kebanyakan gitu. Ada juga yang lain. Makanya ada beberapa staf kami yang khusus mengurus itu,” kata dia.
Soal kesulitan registrasi simcard, Agus mengimbau warga langsung datang ke loket satu Disdukcapil Kota Bogor di bilangan Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor. ”Atau menanyakan terlebih dahulu ke informasi dan membawa fotokopi KTP juga KK,” imbuhnya.
Sementara kondisi di Disdukcapil Kabupaten Bogor malah sebaliknya. Staf Disdukcapil Kabupaten Bogor, Dewi Mayang Pertiwi, mengatakan selama ini belum ada keluhan warga soal verifikasi KK. “Sepi-sepi saja di sini (Disdukcapil Kabupaten Bogor, red). Tidak ada yang ramai-ramai bertanya masalah itu,” kata Dewi.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan itu, pakar keamanan siber, Pratama Persadha berpendapat, Kominfo perlu berkoordinasi dengan lembaga lain. Apalagi ini juga menyangkut data kependudukan. “Karena ini program nasional, terkait keamanan nasional dan kependudukan, memang perlu berkoordinasi dengan lembaga lain, seperti Kemendagri,” kata Pratama.
Menurut chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini, masyarakat pedesaan dan wilayah terluar harus dimonitor secara khusus. Kominfo sendiri sudah menyosialisasikan registrasi kartu prabayar untuk mengurangi kejahatan siber sejak 31 Oktober 2017.