METROPOLITAN -- Niat dibarengi kerja keras menjadi moto Sukaya, sang pengusaha pembuat rambut palsu atau yang sering disebut wieg. Berbagai tantangan dilalui lelaki kelahiran 1971 itu. Tertipu, pahit dan getirnya perjuangan dalam menopang usaha sering dialami dirinya. Terlebih saat awal Sukaya merintis bisnis ini, diawal 1998. Kendati begitu, perjalanan usaha yang digelutinya mulai menemui titik terang 2006 silam dan terus melejit hingga kini. Sukaya menuturkan, dengan tekad dan perjuangan yang membara, upaya yang dilakoninya kini membuahkan hasil manis dan sudah mempunyai badan hukum yakni, bernama PT. Rafie Cahaya Hairbuy. "Alhamdulilah, hasil penjualan wieg yang dipriduksi sudah menembus pangsa pasar Internasional. Omsetnya saat ini, RP 3-5 miliar setiap bulan," ujar putera daerah Cirebon, Jawa Barat itu kepada Metropolitan. Saat ini, kata dia terdapat 20 orang pekerja untuk memproduksi rambut wieg dan terdapat delaoan cabang anak perusahaan yang tersebar di Nusantara.
"Penjualan eksport ini sudah dikenal di benua Eropa, dan Asia Tenggara. Bahkan, saat ini produk tersebut menjadi pesaing kedua terbesar setelah Thiongkok," terangnya lagi. Usaha yang terletak di Desa Galuga RT02 RW 01, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor itu, kata Sukaya memiliki keunikan tersendiri. Lantaran, wieg buatanya tidak dari bahan sintetis melainkan dari rambut rontok yang dikumpulkan kemudian dibuat prodaksi menjadi rambut siap pakai untuk kalangan masyarakat hingga artis. "Harga rambut yang kami juga per gramnya. Kisaran Rp500 hingga Rp5000. Jumlah ekspor perbulan mencapai 2 ton dan itu bukan cuma bahan baku tetapi sudah siap pakai," bebernya. Di Eropa, lanjut Sukaya penjualan market terbesar berada di Negara Bulgaria, Spanyol, dan Turki yang mejadi peminat terbanyak rambut palsu karyanya. "Saya berpesan, khususnya bagi para kaula muda yang sedang merintis usaha. Jalankan usaha menggunakan naluri dan keinginan yang kuat. Insha Allah akan membuahkan hasil," tukasnya.
(yos/mg1)