METROPOLITAN - Berbagai penampilan mewarnai perayaan syukuran Hari Nelayan ke-58 Palabuhanratu di halaman Pasar Semimodern Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/4). Sejak 14 Februari, rangkaian kegiatan Hari Nelayan ke-58 sudah mulai digelar di Palabuhanratu dan akan berakhir pada 16 April. Beberapa kegiatan yang digelar bersifat olahraga, hiburan, sosial, pengembangan bakat, siraman rohani dan upacara adat sebagai acara puncak. “Termasuk bazar untuk masyarakat Kabupaten Sukabumi,” ujar Ketua Panitia Hari Nelayan ke-58 Palabuhanratu Sudiarto.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi Dede Ola menjelaskan, hikmah Hari Nelayan merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat. Ia mengapresiasi semangat nelayan yang masih mau menyelenggarakan kegiatan rutin tahunan itu. “Kami terus berusaha menampilkan wajah baru pada pagelaran Hari Nelayan sehingga dapat berkontribusi kepada Pemkab Sukabumi dalam konteks pariwisata,” kata Dede.
Satu di antaranya bisa menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Dede berharap ke depan kegiatannya bisa lebih dikemas sedemikian menarik. “Siapa pun yang menjadi ketua panitianya nanti harus bisa terus berinovasi,” harapnya.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, syukuran Hari Nelayan harus tetap dilestarikan dan ditingkatkan. Ia menekankan agar kehidupan kesejahteraan nelayan sebagai kontributor pejuang gizi masyarakat terus meningkat. “Sejauh ini sudah ada 9.000 lebih nelayan sudah terlindungi asuransi. Penunjang bagi nelayan yang lainnya harus ditingkatkan seperti upgrade alat tangkap dan pemberdayaan,” ujarnya.
Marwan menyatakan, keberadaan nelayan tak bisa dianggap remeh. Sayangnya, saat ini potensi ikan di Palabuhanratu sedikit berkurang. “Tapi kita tak harus menyalahkan pihak lain seperti kehadiran PLTU. Alat tangkap nelayan yang harus ditingkatkan. Ini pekerjaan rumah HNSI serta Dinas Kelautan dan Perikanan. Kita juga minta bantuan Ibu Reni Marlinawati selaku anggota Komisi X DPR RI,” paparnya. Bupati berharap ke depan para nelayan memiliki tabungan berjalan. Sehingga saat terjadi musim paceklik ikan, nelayan tidak menjerit.
(ade/ram/run)