Di bulan Ramadan ini ternyata beberapa pedagang sayur ada yang beralih profesi menjual kolang-kaling. Usaha ini ternyata cukup diminati masyarakat sebagi menu berbuka puasa. Bisnis kolang-kaling ini pun laris manis diserbu pembeli di pasar.
"Laris manis. Kolang kaling laku sekali. Banyak pedagang es dan warung warung yang jual kolak jadi banyak yang dibeli," kata Daseng seorang penjual kolang kaling di Los Pasar Semi Modern Cibadak, Sukabumi, kemarin.
Menurut Daseng (42), kolang kaling di pasar ini dijual Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kg. Banyak penjual kolang-kaling di pasar ini yang ternyata sebelumnya berprofesi sebagai tukang sayuran.
Fenomena ini tidak dipungkiri, karena bisnis penjualan kolang kaling menjanjikan keuntungan besar. "Saya bisa jual 500 sampai 700 kg per hari. Untungnya mungkin sekitar 40 persen.
Alhamdulillah penjualannya juga naik terus. Nggak pernah sepi. Apalagi beberapa pedagang lainnya saya yang pasok," kata Daseng.
Dari pengamatan di Pasar Cibadak, banyak penjual sayur yang beralih profesi menjadi penjual kolang-kaling. Ini dilakukan hanya karena bulan Ramadan, di mana permintaan kolang kaling tidak pernah surut. "Kebanyakan yang beli penjual es, dan kolak, rumah tangga juga banyak. Penjual es atau kolak sekali beli bisa mencapai 6 sampai 10 kg, kalau yang perorangan paling banyak belinya hanya kisaran 1 kg," pungkasnya.
Selain di dalam pasar banyak juga penjual kolang kaling di luar pasar justru membuat persaingan semakin tinggi. Tetapi hal ini tidak jadi masalah bagi Daseng, karena di luar pasar menurut Daseng harganya jauh lebih mahal ketimbang di dalam pasar. "Harganya bisa mencapai Rp15 ribu per kg, dan itu jauh sekali dengan harga di dalam pasar. Jadi meskipun banyak yang jual diluar pasar tidak berpengaruh. Namanya juga penjual, banyak pedagang yang jual kolang kaling di bulan ramadan itu hal biasa. Persaingan ada tapi ini kan Ramadan jadi bagi-bagi rezeki," papar Daseng.
Kolang-kaling ini didatangkan langsung dari wilayah Jampang. Pembeli bisa memilih-milih biji kolang-kalingnya yang bagus. Karena, bisa saja ada kolang-kaling yang keras dan terlihat sudah kurang bagus. Selain kolang kaling, Daseng juga menjual rumput laut, agar jely, dan cincau hitam.
Permintaan konsumen terhadap bahan campuran minuman berbentuk jeli ini meningkat."Sehari bisa jual 100 wadah cincau. Padahal di hari biasa belum tentu habis menjual satu wadah," tutupnya.
Seorang pembeli, Ranti (40) mengaku membeli kolang-kaling untuk disantap saat berbuka puasa bersama keluarga. "Selain rasanya yang khas dan segar untuk dibuat minuman, kolang-kaling, saya dengar juga berkhasiat untuk mencegah pengeroposan tulang," katanya.
(ade/ram)