METROPOLITAN - Pusat Litbang Hutan, Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK sukses mengembangkan hutan tanaman Meranti di Gunung Dahu, Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Berdirinya tegakan Meranti di Gunung Dahu setelah 20 tahun dimulainya penanaman, sangat mendukung ketersediaan air bagi masyarakat sekitarnya.
Direktur Konservasi Tanah dan Air, Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Muhammad Firman menyampaikan, seiring lebatnya pertumbuhan Meranti di Gunung Dahu turut berkontribusi terhadap peningkatan debit air pada Curug Cilame, salah satu sumber air di Desa Pabangbon.
"Keberhasilan tegakan Meranti ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk menanam pohon," katanya melalui siaran pers.
Melalui persemaian permanen yang dimiliki oleh Ditjen PDAS HL KLHK, jenis meranti dapat menjadi salah satu potensi untuk pembibitan selanjutnya. Dalam kesempatan tersebut, Firman juga berpesan agar kegiatan penanaman dapat dilakukan secara kontinu oleh semua pemangku kepentingan, khususnya pihak swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Tanaman kehutanan juga ada yang menghasilkan buah-buahan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat," lanjutnya menegaskan bahwa hasil hutan tidak hanya terbatas pada kayu.
Plot uji penanaman Meranti di Gunung Dahu seluas 170 hektare, merupakan hasil kerja sama BLI KLHK dengan PT KOMATSU Marketing Support Indonesia (PT KMSI). Penanaman ini dimulai sejak 1997 menggunakan bahan tanaman asal stek dan asal biji, dari teknologi KoFFCo Sistem.
Kini setelah 20 tahun, plot uji penanaman Meranti (Shorea leprosula dan Shorea selanica) ini mulai menunjukkan hasilnya. Berdasarkan informasi dari Peneliti Pusat Litbang Hutan, Atok Subiakto, produktivitas tegakan meranti pada umur 17 tahun dinilai prospektif, dengan volume tegakan berdiriberkisar antara 85 hingga 215 meter kubik per hektare.
Masih dalam kawasan yang sama, terdapat kawasan wisata Pabangbon yang dikelola oleh masyarakat, dengan obyek wisata berupa panorama alam perbukitan dan Curug Cilame. Wahyu, masyarakat Desa Pabangbon menuturkan, keberadaan tegakan Meranti di Gunung Dahu sangat membantu ketersediaan air setiap saat dari Curug Cilame.
"Sumber air Curug Cilame telah dimanfaatkan oleh kurang lebih 600 kepala keluarga di desa ini, baik untuk irigasi pertanian, kegiatan rumah tangga, maupun untuk pengelolaan wisata," ujar dia.
Menyadari pentingnya keberadaan sumber air ini, ia melanjutkan, secara tidak langsung, masyarakat juga turut menjaga keberadaan hutan Meranti ini.
SUMBER : republika.co.id