Senin, 22 Desember 2025

Warga Cibadak Kecewa tak Terima Pembagian Rastra

- Senin, 28 Mei 2018 | 08:04 WIB

-

METROPOLITAN - Sejumlah warga Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, mengaku kecewa dalam pengambilan beras melalui kartu Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang belum bisa mereka terima. Sebab saldo dalam kartu BPNT tersebut masih kosong.

Tak hanya itu, puluhan warga itu pun kecewa dengan proses pengambilan yang memakan waktu lama. Bahkan kekecewaan warga memuncak ketika petugas menginformasikan bahwa mesin cek saldo sering eror.

Pipih, warga Kampung Anggayuda, RT 02/11, Desa Pamuruyan, terpaksa harus gigit jari karena kartu yang dimilikinya tak bisa digunakan mengambil jatah berasnya. "Saya tidak bisa ambil jatah beras. Soalnya kata petugas desa, saldo sebesar Rp110 ribu di kartu ini kosong," kata Pipih sambil memperlihatkan kartunya.

Pipih menjelaskan, kartu yang dia miliki adalah kartu combo BPNT. Sedangkan ia mengaku mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH). "Saya nggak tahu kenapa sampai saldonya kosong. Padahal kartu ini yang dia tahu diberikan dari bank penyalur (BNI, red)," jelas Pipih.

Cucu Sueni, warga Kampung Cinyocok, RT 01/08, Desa Pamuruyan, juga mengaku kesal dengan proses pengambilan 10 kg beras yang dinilainya terlalu memakan waktu lama dan ribet dalam prosesnya. "Satu orang saja prosesnya lama, apalagi ini dalam satu desa. Belum lagi mesin cek saldonya seringkali mengalami eror, jadi terus lama," kesal Cucu.

Akibat kekesalan itu, Cucu memilih tak mengambil jatah dari program BPNT itu. "Saya sudah dua kali bolak-balik ke kantor desa tapi belum juga dapat. Apalagi saya repot punya anak kecil. Ongkos saja sudah berapa. Dibanding harus nunggu lama yang hanya untuk beras 10 kg, mending tidak saya ambil saja," pungkas Cucu dengan nada kesal.

Pendamping BPNT Kecamatan Cibadak Fredy memastikan bahwa banyak hal yang menyebabkan saldo dalam kartu BPNT si penerima manfaat itu kosong. "Mungkin bisa saja karena faktor mesin cek saldonya eror, sehingga kartu tidak bisa terbaca. Atau juga karena si Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ini memiliki dua kartu yang masuk PKH," katanya.

Fredy menegaskan, jika KPM memiliki dua kartu, biasanya saldo akan masuk ke salah satu kartu.

Atau jika si KPM ini mesasukkan PIN-nya salah, tentu itu pun menjadi salah satu penyebab terjadinya kekosongan atau tidak dapat sukses.

Sementara Kepala Desa (Kades) Pamuruyan Rudi Hardiansyah menyayangkan kondisi tersebut terjadi kepada warganya yang notabene masyarakat miskin. "Seharusnya kartu ini kan sesuai datanya dari pihak bank penyalur (BNI, red) yang memberikannya kepada KPM. Kalau saldonya kosong berarti itu kan ada di pihak bank yang tahu. Kita mah di desa hanya menyalurkan saja bantuan tersebut sesuai kartu yang dimiliki KPM yang ada salahnya," jelasnya. “Sebenarnya program ini membuat pusing juga karena data si penerima BPNT ini campur aduk dengan si penerima PKH,” tambahnya.

(ade/ram/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X