METROPOLITAN - Pebulutangkis Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, mengalami cedera yang mengharuskannya meninggalkan lapangan di tengah pertandingan pada laga Asian Games 2018. Ia disebut mengalami kram kronis disertai dehidrasi RUPANYA istilah kram otot dan cedera otot merupakan terminologi berbeda dalam dunia medis. dr Nurul Paramitha, MBiomed, SpKFR dari Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, kram otot lebih disebabkan adanya gangguan fungsi sehingga menyebabkan kram. ”Kram otot itu bisa fungsinya yang terganggu, karena satu dan lain hal. Bisa karena elektrolitnya yang kurang. Asupan nutrisinya yang kurang. Sirkulasinya kurang,” kata Mitha. Sementara jika cedera otot lebih ke gangguan struktural, di mana otot mengalami cedera di strukturnya seperti luka atau robek yang nantinya akan berdampak pada gangguan fungsional otot. Penanganan pada kram dan cedera otot berbeda-beda, tergantung derajat keparahannya. ”Kram otot bisa disebabkan cedera otot juga. Kalau penyebab kram otot ada lah cedera otot (strain) maka RICE masih ada tempatnya. Jika muscle cramp akibat dari dehidrasi, atau gangguan elektrolit, maka penanganannya ya atasi dehidrasi dan gangguan elektrolitnya,” sambungnya. Metode Rest, Ice, Compression, Elevation (RICE) merupakan teknik penanganan diri yang mudah dilakukan sebagai pertolongan pertama pada kram dan cedera. Setelah itu, penanganan lebih lanjut akan diserahkan kepada dokter yang lebih ahli. Kabar terakhir dari Anthony telah disebut membaik dan diharapkan segera pulih kembali untuk dapat mengikuti pertandingan selanjutnya di hari Jumat melawan Iran. dr Mitha menyebut kemungkinan cedera atau kram yang dialami Anthony termasuk kategori ringan. ”Kemungkinan cederanya ringan karena sudah diperbolehkan return to sports kan, langsung dilihat dalam waktu 24-48 jam sudah bisa pulih sempurna,” tandasnya.(dtk/sal/py)