METROPOLITAN - Musim kemarau memang memiliki dampak yang sangat luas, seperti penurunan debit air bersih yang diproduksi PDAM Kota Sukabumi hingga 50 persen. Kondisi tersebut akibat pengaruh musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. DATA PDAM Tirta Bumi Wibawa (TBW) Kota Sukabumi menyebutkan ada tiga sumber air PDAM yang mengalami penurunan debit. Pertama sumber air Batu Karut di Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Pada kondisi normal, debit airnya mencapai sekitar 150 liter per detik. Namun kini Dua hektare sawah tersebut berada di Kampung Lemburpasir, Kelurahan Sindangsari, yang akibatnya petani terpaksa menghentikan aktivitas bertaninya karena sawahnya mulai kekeringan dan pada malam hari naik menturun menjadi 58 liter per detik jadi 68 sampai 69 liter per detik. Selanjutnya debit air pada sumber mata air Cinumpang yang biasanya pada waktu normal mencapai 250 liter per detik menjadi 170 sampai 180 liter per detik. Terakhir sumber mata air permukaan Cigadog, dari biasanya pada waktu normal 50 liter per detik menjadi 25 liter per detik. Direktur PDAM TBW Kota Sukabumi Anton Rachman Suryana mengatakan, penurunan debit air bersih ini akan berdampak pada pendistribusian air bersih kepada warga. ”Untuk mengatasinya dilakukan sejumlah upaya penanganan,” ujarnya. Seperti dilakukan pola penggiliran penyaluran air bersih ke sejumlah titik. Ke depan bila debit air bersih makin turun maka akan dilakukan penggiliran penyaluran air yang lebih diperketat. Upaya lainnya berupa pengaktifan pompa sumur bor di beberapa titik yang dianggap rawan sulit air. Langkah yang dilakukan lainnya yakni melakukan pendistribusian air yang diperpanjang atau diperpendek karena topografi pipa penyaluran air yang naik dan turun. Di mana pada penurunan ekstrem dalam satu hari dilakukan penggiliran penyaluran air seperti enam jam sekali. Terakhir menyiagakan mobil tangki untuk menyuplai air ke daerah yang sulit terjangkau pipa. Saat ini ada dua armada tangki yang disiapkan dalam membantu warga yang membutuhkan pasokan air bersih. Namun hingga kini belum ada laporan warga yang kesulitan mendapatkan air. Mengeringnya sejumlah sungai ini sebelumnya membuat sejumlah sawah di Kota Sukabumi kering. Bahkan sepanjang musim kemarau ini Pemkot Sukabumi menerima laporan sekitar dua hektare sawah di Kecamatan Lembursitu kekeringan. ”Dua hektare sawah tersebut berada di Kampung Lemburpasir, Kelurahan Sindangsari, yang akibatnya petani terpaksa menghentikan aktivitas bertaninya karena sawahnya mulai kekeringan,” kata Kepala DKP3 Kota Kardina Karsoedi di Sukabumi, beberpa waktu lalu. Namun, pihaknya selalu berupaya, khususnya dalam menjaga stabilitas air di area sawah tersebut. Namun, sayangnya sulit diwujudkan karena sumber air lainnya yang berdekatan dengan lokasi kekeringan juga sudah kering. Bahkan pihaknya juga sudah mencoba menyedot air menggunakan pompa namun hasilnya tidak memuaskan dan tidak memenuhi kebutuhan. Sebab, tidak bisa mengairi seluruh area sawah tersebut lantaran sumber airnya sudah kering. ”Walaupun memang luas lahan yang kekurangan tidak begitu banyak, tetapi Kota Sukabumi hanya mempunyai lahan pertanian tinggal sekitar 1.484 hektare. Jadi kekeringan ini cukup terasa, apalagi sawah yang kekeringan itu aktif,” ungkapnya. (rep/mam/run)