Senin, 22 Desember 2025

Ngelem sebelum Beraksi

- Kamis, 30 Agustus 2018 | 09:29 WIB

METROPOLITAN - Jajaran Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Sukabumi berhasil menjaring belasan pengamen dan anak jalanan (anjal), kemarin (28/8) sore. Dalam giat tersebut, sedikitnya 17 anjal dan pengamen berhasil diamankan. Tak hanya itu, petugas juga dikagetkan dengan didapatinya barang bukti lem Aibon yang diduga kerap disalahgunakan untuk teler atau mabuk lem (ngelem, red). "Kami menemukan enam kaleng lem Aibon. Biasanya disalahgunakan dengan cara menghirup cairan lem tersebut agar bisa fly (istilah mabuk, red)," ujar Kepala Bidang (Kabid) Penegak Peraturan Daerah (Gakda) Satpol PP Kota Sukabumi Sudrajat kepada Metropolitan. Razia itu dilakukan sebagai bentuk penegakan Perda Kota Sukabumi Nomor 2 Tahun 2004 tentang Ketertiban Umum, dari Lapang Merdeka, Jalan Otista, Jalan RE Martadinata, Jalan Zaenal Zakse, Jalan Ahmad Yani serta titik pusat kota lainnya. "Razia ini merupakan upaya Cipta Kondisi dan salah satu jawaban dari keluhan warga, khususnya terhadap keberadaan mereka (anjal, red)," terangnya. Sudrajat menjelaskan, para anjal dan pengamen tersebut kerap berkeliaran di angkutan kota maupun fasilitas umum lainnya. Selain itu, saat mengamen, para anjal dan pengamen sering marah apabila diberi uang dalam jumlah kecil. "Kami menerima laporan, warga mengeluhkan keberadaan anjal dan pengamen ini," katanya. Pihaknya juga sudah beberapa kali mengingatkan agar anjal dan pengamen tidak berkeliaran di Kota Sukabumi. Sebab, keberadaannya sering mengganggu keamanan, ketertiban dan estetika kota, termasuk di sarana angkutan umum. "Terutama ibu-ibu sering mengeluhkan. Apabila memberi uang dalam nilai kecil, mereka (pengamen, red) marah-marah. Sehingga terindikasi pada hukum pidana," paparnya. Barang bukti lainnya dari hasil razia tersebut yakni tujuh gitar ukulele yang sering dipakai untuk mengamen. Usai didata dan diberi hukuman push up, lanjutnya,para anjal dan pengamen yang terjaring razia itu kemudian dicukur petugas Satpol PP. "Kami sudah amankan barang bukti tersebut. Mudah-mudahan nantinya ada efek jera buat mereka," imbuhnya. Sementara itu, tertangkapnya sejumlah anjal yang sedang mabuk lem membuat pakar kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Berli Hamdani angkat bicara. Ia menjelaskan, lem mengandung banyak zat kimia keras. “Lem itu kan bahannya mengandung banyak sekali zat kimia yang keras, jadi kalau dihirup dengan sengaja tentunya akan berbahaya buat pernapasan. Apalagi untuk anak, bahkan bisa buat paru-paru terbakar," jelasnya. Karena itu, dampak menghirup lem tersebut akan berakibat fatal bagi pelakunya. "Dampaknya akan tergantung dari banyaknya dia menghirup, baik itu sering atau sebentar. Tapi semuanya bisa berakibat fatal," sambungnya. Ia menambahkan, apa yang mereka kejar adalah efek halusinasinya karena itu akibat kekurangan oksigen di otak dan efeknya bisa seperti narkoba. Sebab yang mereka hirup itu adalah zat kimia untuk melarutkan lem. Efek langsungnya pun mulai dari hidung hingga paru-paru bisa terbakar. "Akibatnya bukan hanya tidak mampu berpikir logis, juga bisa mengalami halusinasi. Itu yang mereka kejar. Efeknya bervariasi bagi setiap pengisap tersebut dan tergantung daya tahannya masing-masing. Itu sangat berbahaya, bisa menyebabkan kematian," pungkasnya. (lan/ade/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X