Senin, 22 Desember 2025

Hak Pejalan Kaki Hilang

- Rabu, 5 September 2018 | 09:47 WIB

METROPOLITAN - Minimnya fasi­litas trotoar di lintasan Utara Suka­bumi jadi sorotan Sukabumi Crisis Centre (SCC). Pembangunan dan penataan trotoar oleh pemkab saat ini dinilainya belum optimal karena kurang memberikan rasa nyaman kepada pede­strian atau pejalan kaki. Manajer SCC Heri Hermawan memaparkan, trotoar merupa­kan salah satu fasilitas pendu­kung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan se­bagaimana yang dikatakan dalam Pasal 45 Ayat (1) UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam Pasal 131 Ayat (1) disebutkan ketersediaan fasilitas trotoar merupakan hak pejalan kaki. “Artinya, trotoar diperuntuk­kan bagi pejalan kaki, bukan untuk orang pribadi, apalagi aktivitas ekonomi seperti warung, bengkel dan bangunan lainnya. Di sinilah pemkab wajib hadir menyejahterakan masyarakatnya agar tidak ber­jualan di trotoar,” ujar Heri kepada Metropolitan, kemarin. Heri menilai Pemkab Suka­bumi sejauh ini gagal mengatur ketertiban dan kenyamanan trotoar dalam mendukung hak pejalan kaki. Alih fungsi tro­toar sepanjang jalur Cicurug-Cibadak, misalnya, masih ter­lihat sehingga menyebabkan kemacetan. “Pemda dan jaja­rannya wajib mengembalikan trotoar kepada fungsi aslinya sebagai hak bagi pejalan kaki,” katanya. Di samping menata dan membangun trotoar, sambung Heri, bangunan sepanjang tro­toar juga wajib ditertibkan. Tentunya penertiban itu harus diiringi solusi dan pemda se­yogyanya melakukan kajian terlebih dulu. “Harus diingat, penanganan kemacetan meru­pakan salah satu janji politik pemerintahan Marwan-Adjo,” paparnya. Pantauan Metropolitan, dari Cicurug hingga Cibadak berjarak sekitar lima kilometer kebera­daan trotoarnya memang minim. Adapun trotoar layak dan nya­man hanya di titik tertentu, itu pun panjangnya hanya bebe­rapa meter. Umumnya trotoar tidak layak bahkan tidak ada. Akibatnya, keselamatan pe­jalan kaki dipertaruhkan. Di ruas Jalan Raya Karangtengah, Cibadak, misalnya di depan kantor Kejaksaan Kabupaten Sukabumi. Meski di sana ber­dekatan dengan pemerintahan dan pendidikan, trotoarnya tidak ada. “Ya takut sih, takut dan nggak nyaman kalau jalan sebab banyak kendaraan. Tapi mau gimana lagi, emang tro­toarnya nggak ada. Belum lagi banyak pedagang dan ken­daraan parkir, takut sih kese­rempet mobil,” ucap seorang pejalan kaki, Sri Susanti (41). (ade/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X