METROPOLITAN - Kehadiran jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) memang sangat dinanti-nanti. Terlebih jalan tersebut jadi opsi atasi kemacetan yang kerap terjadi di jalan tersebut. Namun masyarakat sekitar mempertanyakan dampak kemacetan lain jika tol tersebut dibuka. Sebab meski belum diaktifkan, penumpukan kendaraan sering terjadi di perbatasan Cigombong- Sukabumi. "Pemerintah diharapkan terlebih dahulu melakukan antisipasi kemacetan sebelum dibukanya jalan Tol Sukabumi- Bogor. Karena bila setelah di buka nantinya akan berdampak kemacetan yang terjadi akibat penumpukan kapasitas kendaraan di perbatasan," ujar salah seorang pengamat transportasi, Iyan Sugiharto. Menurut Iyan, hal ini tentunya kita tak menginginkan seperti yang telah terjadi di daerah Brebes, Jawa Tengah, sekitar dua tahun lalu sampai akan memakan korban. "Semoga saja di sini tidak," harapnya. Sebab, lanjut Iyan, arus lalu lintas akan lebih cepat bermuara di perbatasan. Sementara arus keluar-masuk wilayah Kabupaten Sukabumi (Cicurug) jalannya kecil. Apalagi akses alternatif jalannya sempit. "Dugaan kami ini bakal takkan terbendung. Maka antisipasi setidaknya dari sekarang dan itu perlu dilakukan, sebab tol belum dibuka saja kemacetan sudah terjadi," jelasnya. Bila terjadi penumpukan kapasitas kendaraan di perbatasan, Iyan menilai akan timbul terminal bayangan dan kemungkinan yang tidak kita inginkan tingkat kriminal akan meningkat. Belum lagi fungsi alternatif yang saat ini belum siap dan tepat guna akan menjadi padat di setiap penjuru alternatif. Hal senada juga diungkapkan pengamat sosial Sukabumi, Wahid. Ia pun berharap peran aktif selain Dinas Perhubungan, kecamatan setempat yang mengetahui wilayah tersebut bisa memberikan informasi alternatif mana yang menjadi akses menunjang sirkulasi lalu lintas. Sebab setelah pintu tol dibuka di perbatasan, mereka minimal menghidupkan akses alternatif di wilayah barat dan timur. "Seperti dari mulai alternatif Cigombong, Bogor, bagian Barat dan Timur, kami rasa dari Kecamatan Cicurug mungkin sudah memiliki wacana lebih baik ke depannya," pungkasnya. Sementara Kepala UPT Dishub Wilayah III Cicurug H Saefi M menuturkan, terkait dibuka jalan tol perbatasan, sepertinya pihaknya tidak memiliki kapasitas bicara seperti ini. “Meskipun ingin lebih detail, menurutnya, silakan bicara dengan pihak pimpinan dari pusat. Karena kalau kemacetan ini timbul, memang kemacetan ialah tugas kami ini. Hanya terkait hal tersebut, ada lebih berkapasitas untuk bicara hal ini,” tandasnya. (hep/mam/ run)