METROPOLITAN - ‘Mana Adjo, mana Adjo, kalian jangan diam saja!’. Dor... dor.... Suara tembakan terdengar dari ruang utama Pendopo Sukabumi. Sekelompok teroris menyerang lalu menyekap dan menyandera Wakil Bupati (Wabup) Sukabumi Adjo Sardjono beserta stafnya, kemarin. Insiden itu terjadi saat wabup memimpin rapat persiapan peringatan Hari Jadi ke-73 Kabupaten Sukabumi.
Dua peserta rapat dikabarkan tewas tertembak. Sementara wabup disekap komplotan teroris. Mereka meminta uang tebusan sebesar Rp1 miliar untuk kebebasan wabup. Beruntung saja, insiden tersebut hanya sebuah simulasi penyanderaan dan penyelamatan wabup Sukabumi yang dilakukan pasukan Antiteroris dari Yon Raider 300/Bjw Cianjur.
Menurut salah seorang saksi, Zenal, sekelompok teroris tersebut datang tiba-tiba. Mereka teriak mencari nama Adjo, mengancam membunuh dan akan meledakkan gedung Pendopo. Suara tembakan terdengar dan dua peserta rapat dikabarkan tewas tertembak. Wabup akhirnya mengaku bahwa dirinyalah yang bernama Adjo. ”Saya Adjo. Dan saat itu juga Pak Wabup diseret dan diancam akan dibunuh,” bebernya.
Zenal mengatakan, sekelompok teroris itu mengancam akan membunuh Adjo bila uang Rp1 miliar permintaan mereka tidak dituruti. ”Kalau tidak segera memberikan uang, para sandera akan kita bunuh dan gedung Pendopo ini pun akan kita ledakkan,” kata Zenal, menirukan ancaman salah seorang teroris. Tak lama, datang penyelamat pasukan Antiteroris dari Yon Raider 300/Bjw Cianjur. ”Para reroris terbunuh. Alhamdulillah, kami terselamatkan,” ungkap Zenal.
Sementara itu, Kepala Seksi Intel Yon Rider 300/Bjw Cianjur Letnan Satu Infantri Andhika Febriyansah mengatakan, insiden ini termasuk latihan pemeliharaan kemampuan yang dimiliki pasukan Raider, khususnya pasukan Gulung Teroris (Gultor). Latihan ini dilaksanakan di seluruh Jawa Barat.
“Kami memilih objek wisata Pelabuhan Ratu karena tidak menutup kemungkinan lokasi Pelabuhan Ratu ini ada tingkat kerawanan tersendiri dari daerah lain. Latihan ini sekaligus pemetaan di kala suatu saat terjadi sikon yang tidak baik. Jadi kita sudah bisa paham daerah di sini,” katanya.
Batalyon Infanteri Raider 300/Raider Brajawijaya atau (Yonif 300/Raider BJW) Kodam III/Siliwangi adalah sebuah pasukan elite Infanteri TNI Angkatan Darat yang sebelumnya bernama Yonif 327/Brajawijaya/Yonif 300/Raider Banjar Kedaton.
Sebagai satuan Pemukul Mobil Kodam III/Siliwangi yang mempunyai tugas pokok mencari, mendekati, menawan dan menghancurkan musuh untuk sasaran yang strategis. Yonif 300/Raider mempunyai moto ‘Cepat, Senyap, Tepat’. Batalyon Infanteri ini memiliki semboyan ‘Karena setiap langkah adalah pertanggung jawaban’.
Di tempat yang sama, Wabup Sukabumi Adjo Sarjono merasa kaget walau sudah tahu sekenario yang akan dijalankan. “Kalau tidak diberi tahu pasti kaget. Tapi sekali pun begitu, tetap saja kaget,” ungkap Adjo sambil tertawa mengenang simulasi penyanderaan.
Wabup berharap kegitan ini dapat bermanfaat bagi Batalyon Infanteri Raider 300 yang sedang berlatih. “Selain itu, bagi kami juga setidaknya setiap saat tentu harus selalu waspada, selalu siaga kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi hal-hal seperti itu. Karenanya kita harus selalu antisipatif karena setiap kegiatan harus selalu berjalan aman, tertib dan lancar,” pintanya.
Wabup meyakini bahwa jajaran TNI dan Polri memiliki prosedur tetap untuk mengawal wilayah Kabupaten Sukabumi. ”Tinggal kita-kita saja (selaku pemerintah daerah, red) untuk ikut mem-backup operasi atau kegiatan yang dilakukan jajaran TNI maupun Polri,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Bagian Humas Protokol dan Administrasi Setda Kabupaten Sukabumi Risbandi Ar mengaku kegiatan tersebut atas izin pimpinan. Awalnya bupati yang akan memimpin kegiatan ini tapi karena sakit, diserahkan ke wabup. ”Kegiatan ini sudah dikoordinasikan dengan Pak Bupati. Peserta rapat tidak kita kasih tahu, hanya beberapa orang yang terlibat dan berperan dalam simulasi. Alhamdulillah, semua berjalan lancar sesuai skenario yang telah ditetapkan,” tandasnya. (ade/els/run)