Senin, 22 Desember 2025

Waduh! Sukabumi Rawan Virus Rabies

- Senin, 8 Oktober 2018 | 09:44 WIB

METROPOLITAN - Kabar tak sedap datang untuk warga Sukabumi. Wilayah yang berada di tataran Pasundan itu jadi daerah rawan virus rabies. Pasalnya, pada tahun ini sudah ada tiga kasus rabies yang terjadi di Kabupaten Sukabumi. Hal itu dibenarkan Kabid Kesehatan Hewan dan Kes­mapet Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat (Jabar) Arif Hidayat. Dari ketiga kasus ini, jelas Arif, dua di antaranya positif dan satu kasus klinis atau diduga. “Ada tiga kejadian. Semuanya karena penularan anjing di Sukabumi,” kata Arif usai men­ghadiri World Rabies 2018 di Kabupaten Bandung, Minggu (7/10). Arif menyatakan Kabupaten dan Kota Sukabumi merupa­kan wilayah yang masih rawan penyebaran virus rabies. "Dae­rah (rawan, red) tertular rabies itu ada di daerah Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung, Garut dan Tasikmalaya. Garut dan Tasikmalaya tiga tahun terakhir tidak ada. Sekarang fokus kita di Sukabumi, Cianjur dan Bandung," ungkapnya. Ia mengatakan, virus rabies ini tersebar melalui gigitan. Mayoritas terjadi karena gi­gitan kucing, anjing, kera dan hewan sejenisnya. "Penyeba­rannya melalui gigitan. Se­perti anjing menggigit anjing lagi," ucapnya. Untuk itu, ia berharap peru­bahan perilaku yang tidak bi­asa pada hewan harus diwas­padai pemiliknya. Bisa saja hewan tersebut terjangkit virus rabies. "Perubahan perilaku yang tidak biasa harus diwas­padai. Contohnya tidak kenal dengan pemiliknya, suka diam di tempat gelap seperti di kolong mobil dan mengigit barang apa saja," imbuhnya. Dari informasi yang dihimpun, penyebaran rabies tertinggi di Indonesia masih terjadi di Pro­vinsi Bali dan Sulawesi Utara. "Bali dan Sulawesi Utara, di Jabar masih estimasi populasi jumlahnya kurang lebih 200 ribuan. Kalau di Bali pernah disensus mencapai 400 ribuan, kurang lebih. Padat sekali," papar Arif. (dtk/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X