METROPOLITAN - Kematian Fatimah (50) di rumah kontrakannya menggegerkan warga Kampung Mangkalaya, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Mayat wanita paruh baya yang membusuk dengan tubuh terbungkus kardus itu ternyata sudah meninggal sejak 2,5 bulan lalu. Informasi yang dihimpun, jasad Fatimah yang tergeletak di kamar kontrakan itu dikabarkan pertama kali oleh sang suami, Ahmad alias Oma (54), Senin (22/10) sekitar pukul 03:00 WIB. ”Warga curiga melihat Oma bolak-balik di depan rumah kontrakan miliknya. Sama warga sempat ditanya, katanya dia mau bawa istrinya yang sakit ke rumah sakit,” kata tetangga korban, Nurjaman (38). Namun, sambung Nurjaman, keterangan Oma tersebut janggal. Lalu Oma tiba-tiba menyebut bahwa istrinya sudah meninggal. ”Nggak berapa lama dia menceritakan istrinya itu tewas. Warga semua berdatangan dan mengamankan dia (Oma, red) supaya nggak ke mana-mana,” tutur Nurjaman. Warga pun sengaja menabur kopi di lantai kontrakan guna menghilangkan bau busuk. Ketua RT 07 Eman Sulaeman bahkan membuang kardus, kasur lantai, terpal dan bantal bekas yang sebelumnya membungkus mayat Fatimah. ”Dibuang Pak RT Eman ke samping kontrakan saat dibersihkan pagi tadi karena banyak lalat. Sekarang dibiarkan tergeletak begitu saja, belum diambil polisi,” kata Nurjaman. Sebelumnya, Eman Sulaeman bergegas mendatangi kontrakan Oma. Ia bersama sejumlah warga melihat Fatimah tak bernyawa. ”Kondisinya terbungkus kardus. Saya minta warga lapor polisi dan kita membawa jenazah ke rumah sakit untuk keperluan autopsi,” ucap Eman. ”Dia (Oma, red) sudah tinggal di kontrakan ini sekitar 2,5 bulan. Dia mengaku tinggal di Caringinngumbang, Warudoyong, Kota Sukabumi. Kalau si istrinya warga Ciletuh, Jampang,” tutur Eman. Tetangga lainnya, Iyad, mengatakan bahwa sebelumnya Oma mau membawa istrinya ke rumah sakit menggunakan angkot. Namun begitu tahu korban yang di dalam itu sudah meninggal, sang sopir menolaknya. ”Keterangannya (Oma, red) berbelit-belit. Kata dia, masuk (rumah kontrakan, red) dengan cara bongkar kunci pintu. Tapi ketika warga datang, kamar masih terkunci. Makanya sama warga dia diamankan,” ujar Iyad. Warga lalu menghubungi Hapi, pemilik kontrakan, untuk membawa kunci cadangan. Bau busuk menyeruak begitu pintu kontrakan dibuka. Kondisi Fatimah pun sudah tak bernyawa. ”Kondisinya sudah membusuk, terbungkus kardus, kasur dan karpet. Seperti memang sudah siap-siap mau dibawa sama suaminya. Tapi kita nggak tahu kapan dia membungkus jasad istrinya itu,” kata Iyad. Personel Polres Sukabumi Kota pun menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) guna menyelidiki penyebab kematian Fatimah. Selain itu, polisi juga meminta keterangan Oma terkait peristiwa tersebut. ”Suaminya (Oma, red) masih kita bawa untuk mencocokkan keterangan yang diberikan. Belum ada kesimpulan karena jasad korban masih diautopsi di RSUD R Syamsudin,” kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota AKP Budi Nuryanto. Menurut pengakuan Oma, jelas Budi, istrinya selama ini sakit. ”Suaminya (Oma, red) menemukan istrinya sudah meninggal dunia. Keterangannya dia, istrinya sudah meninggal dunia saat masuk rumah kontrakan. Katanya sakit darah tinggi sudah lama,” kata Budi usai olah TKP. Meski begitu, polisi tidak lantas percaya dengan keterangan Oma. Ada sejumlah informasi yang diberikan ternyata tidak sesuai fakta yang ada. ”Dia mengaku masuk kamar kontrakan menggunakan obeng. Ternyata setelah kita mintai keterangan lebih jauh, dia akhirnya mengaku masuk ke rumah kontrakan pakai kunci duplikat. Dugaan sementara, dia mungkin ketakutan melihat kondisi istrinya sudah meninggal dunia,” tutur Budi. (els/run)