METROPOLITAN - Meski Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah membangun Rumah Sakit Umum Daerah Sagaranten, hingga kini rumah sakit Type D itu belum beroperasi. Hal itu membuat masyarakat berharap RS Sagaranten segera diresmikan, mengingat jarak menuju rumah sakit di Kota Sukabumi sangat jauh.
Apalagi jika dalam keadaan mendesak, untuk masyarakat yang sakit harus menempuh kurang lebih 100 kilometer dengan jarak tempuh tiga jam. Sehingga tidak heran jika warga yang harus dirujuk menjadi tidak tertolong.
Kepala Desa Mekartanjung, Kecamatan Curugkembar, Rudi Koswara, mengatakan bahwa warga di Kecamatan Curugkembar sangat antusias dengan dibangunnya rumah sakit yang memiliki dua lantai dan berbagai kapasitas tersebut.
"Dulu kabarnya gedung tersebut akan diresmikan pada akhir 2018, namun hingga saat ini belum juga dapat digunakan. Bahkan sebelumnya rumah sakit sempat digunakan sebagai gedung Puskesmas Sagaranten, karena saat itu gedung milik Puskesmas sedang dalam perbaikan," ujar Rudi.
Begitu juga dengan Kepala Desa Padasenang Kecamatan Cidadap, Soni Sonjaya, menurutnya penambahan rumah sakit di wilayah Sagaranten ini mutlak diperlukan untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan bagi masyarakat. Karena selama ini warga di daerah selatan mayoritas berobat atau dirujuk ke rumah sakit di utara maupun Kota Sukabumi.
"Tentunya warga yang berobat atau dirujuk ke RSUD Sekarwangi di Cibadak atau Kota Sukabumi akan mengeluarkan biaya cukup besar. Jadi jika ada rumah sakit di wilayah Sagaranten ini akan sangat membantu warga,'' tuturnya.
Kepala Desa Pasangrahan Sagaranten Irman Setiadi Rahman berharap RSUD Sagaranten segera diresmikan agar warganya dapat segera menikmati fasilitas pengobatan tanpa harus jauh ke Kota Sukabumi. "Kapan Rumah Sakit ini beroperasi. Semoga rumah sakit segera dapat dipakai, terkait beberapa bagian yang belum selesai itu kan bisa sambil jalan dikerjakan," ungkapnya. (su/mam/run)