METROPOLITAN - Bencana pergerakan tanah terjadi di Kampung Bojongkaung, RT 02/10, Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Ahad (13/1) sore. Peristiwa itu mengakibatkan kerusakan sawah dan kebun.
Bahkan kejadian tersebut mengenai lahan pemakaman dan menyebabkan 22 makam atau kuburan terseret dan tertimbun longsor. Koordinator Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan, dari puluhan makam yang terseret itu baru tiga yang ditemukan mayatnya dan masih terbungkus kain kafan.
Selain itu, lanjut Daeng, ditemukan ada dua kain kafan dan satu mayat yang sempat akan dievakuasi dari sungai karena terbawa hanyut. Namun pencarian mayat yang terseret pergerakan tanah dihentikan.
Hal ini berdasarkan kesepakatan antara keluarga, aparat kecamatan, polisi dan lain sebagainya. Hingga dihentikan pencarian, ada sebanyak empat mayat ditemukan dan 18 tidak ditemukan.
Selain di Kecamatan Nagrak, bencana pergerakan tanah juga melanda Desa Mekarjaya, Kecamatan Caringin. Daeng menuturkan, bencana itu misalnya terjadi di Kampung Pangkalan, RT 08/03, Desa Mekarjaya.
Di daerah itu terjadi pergerakan tanah dengan panjang sekitar 40 meter dan tinggi 25 meter yang menutup akses jalan lingkungan dan berdampak pada lima Kepala Keluarga (KK) yang terdiri atas 15 jiwa.
Di lokasi yang sama, ungkap Daeng, terjadi pergerakan tanah sepanjang 100 meter, tinggi 20 meter dan lebar 15 meter di area perkebunan saluran irigasi dan mengancam sekolah Yayasan Assyafiiyah. Pergerakan tanah juga berdampak pada satu rumah warga.
Menurut Daeng, pergerakan tanah di Kampung Pasirangin, RT 14/04, di bahu Jalan Desa Mekarjaya yang pernah ditangani BPBD pada 2016 lalu. Di mana pada Ahad jalan itu ambles kembali dengan panjang 12 meter, tinggi 7 meter dan lebar 5 meter.
(an/ mam/run)