Senin, 22 Desember 2025

Bangunan SDN 1 Sagaranten Nyaris Ambruk

- Senin, 25 Februari 2019 | 08:47 WIB

METROPOLITAN - Sejumlah bangunan ruang kelas di SDN 1 Sagaranten,Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, nyaris ambruk. Bangunan tersebutmengalami kerusakan parah di bagian atap, termasuk ruang guru dan WC. Kerusakan sekolah milik pemerintah yang letaknya tak jauh dari pusat desa dan Kecamatan Sagaranten itu kian meluas karena sejak belasan tahun tak pernah mendapat bantuan. Pantauan Metropolitan, sekolah yang mempekerjakan tujuhstaf pengajar itu, dengan empatdi antaranya berstatus PNS, memilikibangunan tujuh lokal ruangan. Seluruh bangunan tersebut kondisinya sudah lapuk. Beberapa bagian bangunannya pun bahkan sudah hancur, lantai terkelupas, langit-langit bolong, atap bangunan dan gentengnya ambruk, serta beberapa konstruksi jendela ruang kelas hilang. Akibatnya, jendela dan langit-langit ruangan yang rusak parah itu terpaksa ditopang tiang bambu agar tidak ambruk. ”Kalau dibiarkan nggak diperbaiki terus, takutnya ambruk dan membahayakan keselamatan para siswa. Kalau lagi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga suka khawatir, takut ada genteng atau atap ambruk, soalnya kerusakannya sudah parah,” ujar Kepala SDN 1 Sagaranten Herman Herdiana. Sekolah tersebut, papar Herman, sudah berusia belasan tahun, namun tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Sehingga kerusakan bangunan kian parah dan meluas. Padahal, pihaknya sudah berkali-kali mengusulkan bantuan renovasi namun tidak pernah digubris Dinas Pendidikan. ”Sudah beberapa kali dan sudah sejak lama ngusulin bantuan tapi nggak pernah direspons,” keluhnya. Akibat kerusakan tersebut,jumlah siswa SDN 1 Sagaranten kian berkurang setiap tahunnya. Kini jumlah siswanya hanya 166 orang. ”Banyak orang tua siswa lebih memilih masukin anaknya ke sekolah lain yang bangunannya bagus. Makanya siswa di sini terus berkurang. Terlebih di desa ini ada beberapa sekolah dasar, jadi siswanya menyebar. Tapi sekolah kami sepertinya kurang dipilih, mungkin karena kondisinya yang memprihatinkan,” papar Herman. Selain itu, Herman juga berkeinginan membangun musala.  Bahkan ia mengaku sudah mempersiapkan material pasir satu truk dan batu dua truk. ”Benar sekali kami sangat membutuhkan musala karena sekolah sering mengadakan latihan salat dan melaksanakan salat Duha berjamaah, serta salat Zuhur bersama siswa-siswi di ruang perpustakaan karena masjid sangat jauh,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, Sekretaris LSM Bangun Kesejahteraan Rakyat (Bangker) Sukabumi, Bambang Rudianto, menilai bupati dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi kurang proaktif dalam menyikapi pengajuan bantuan sekolah kepada pemerintah. Padahal, selama ini fasilitas bantuan yang disediakan pemerintah sangat banyak. ”Sebenarnya bantuan untuk sekolah-sekolah itu kan banyak, tapi kenapa sekolah yang mengajukan itu tidak ditanggapi. Dinas sendiri seharusnya dapat membantu sekolah, apalagi ini kondisinya sudah memenuhi syarat untuk diberikan bantuan,” pungkasnya.

(den/ade/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X