METROPOLITAN - Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, memiliki beragam potensi wisata yang layak untuk menjadi tujuan wisatawan. Namun potensi wisata tersebut masih perlu digali dan dilestarikan serta terus dipromosikan agar banyak wisatawan yang datang ke Desa Warnajati.
Terkait hal itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Warnajati bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menggandeng berbagai komunitas yang ada di Sukabumi untuk ikut bersamasama mengembangkan potensi wisata itu, ikut ikut melestarikannya.
Kepala Desa (Kades) Warnajati Hilmi Nurhikmat mengatakan, promosi wisata bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak hanya dari pemdes. “Pengenalan wisata bisa dilakukan berdasarkan elemen masyarakat, tidak hanya tergantung dari pemdes saja. Dengan semua ikut berpartisipasi, maka, akan semakin cepat pula, potensi wisata kita dikenal masyarakat luas, ”katanya kepada Metropolitan, Senin (21/4).
Menurutnya, promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Apalagi saat ini media sosial sangat efektif sebagai salah satu cara untuk ajang promosi. Makanya, Jarang komunitas JSS dan Kaki Daun dalam acara bakti sosial Cukang Lemah ini ibu ibu pun ikut terlibat, “Promosi itu bisa dilakukan berbagai cara. Misalkan saja juga berfoto selfie dan nanti diupload di medsos, dan ini langsung berpartisipasi dalam kampanye wisata di Warnajati, "katanya.
Ketua Komunitas Jelajah Sejarah Sukabumi (JSS) Dida Hudaya ikut berpartisipasi mengenalkan potensi wisata Cukang Lemah mengatakan, kegiatan yang dilakukan di Komunitas JSS tiada selain ingin aktif dalam memajukan wisata yang ada di Sukabumi.
"Untuk saat ini, Komunitas JSS dan Kaki Daun bersama pemdes Warnajati ikut bakti sosial bersih di Kawasan bersejarah Patilasan Kerajaan Padjajaran Cukang Lemah, dengan tempat peletakan Goa Goa dan Taman Prabu Siliwangi tempat wisata yang bisa dijadikan tempat wisata, Alhamdulillah, responsnya bagus," paparnya .
Tambah Dida, JSS Ke lokasi Cukang Lemah sudah kesekian menghadiri, bahkan tidak hanya itu, Dia meminta langkah ini sambil menelusuri jejak sejarah tanah keluargaNya. "Taman Prabu Siliwangi (Cukang lemah) ini yang Statusnya sudah diresmikan sejak thn 1960 oleh Alm Jenderal Nasution bersama kapten Agam Maulana Harahap selaku kepala ADM Perkebunan Sukamaju," sebutnya.
Sedangkan tolal awal areal yang diketahuinya seluas 42 ha, dengan letak lokasi di antara perkebunan PTPN XI Sukamaju, Afdeling Pasir randu dan Perkebunan Tenjojaya. "Ini lokasi yang menjadi mas kawin dari pernikahan Meneer Willem Van De Berg bersama Nenek Buyut, Almh Nenek Asti pada thn 1880," jelasnya.
Senada menyampaikan Priadi Zu, anggota JSS, yang mendapatkan Taman Prabu Siliwangi yang lebih dikenal dengan masyakat sekitar dengan sebutan Cukang Lemah, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara bebas, bebas Jembatan Tanah.
"Julukan ini untuk menandakan bahwa di sana ada hamparan daratan yang membentang dengan lebar kurang lebih dari seratus meter di atas sungai yang melintas di bawahnya," ungkapnya.
Menurut Priadi, Taman Prabu Siliwangi seluas kurang lebih 38 ha terletak di sebuah lembah yang subur, dikelilingi bukit nan hijau dengan suhu udara yang hangat, Dimana lokasi ini memiliki beberapa mata air yang keluar dari goa-goa batu karang dan tak pernah kering walaupun disaat musim kemarau panjang, "Letaknya di Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat," jelasnya.
Mengapa dinamai Taman Prabu Siliwangi, tambah Priadi, konon katanya dinamai oleh negara pada tahun 1962 karena memiliki benang merah sejarah dengan Prabu Siliwangi, raja dari kerajaan Pajajaran di masa lalu. "Sejarah inilah yang sedang diungkap oleh Pemdes warnajati dan Pemkab Sukabumi bersama Komunitas Penggiat / Pecinta Sejarah sebagai salah satu penghormatan terhadap Karuhun / Nenek Moyang Masyarakat Sunda," pungkasnya. (ade / mam / run)