METROPOLITAN - Pergeseran batas Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, menuai protes dari warga Kampung Sukamulya, Desa Gunungbatu. Warga di sana menolak adanya pergeseran. Alasannya dengan adanya pengalihan batas desa tersebut maka Kampung Sukamulya, RT 02/11, yang awalnya berada di Desa Gunungbatu kini menjadi Desa Cikangkung.
Menurut warga Gunungbatu, pergeseran batas desa tersebut tanpa adanya musyawarah. Warga pun harus mengurus administrasi kependudukan dari yang awalnya Desa Gunungbatu menjadi Desa Cikangkung.
Pergeseran batas desa ini berdampak terhadap sebelas KK dengan jumlah 34 jiwa, beserta sarana agama dan Madrasah Diniyah Miftahul Mu’minin. ”Kami merasa keberatan adanya pengalihan batas yang dibuat pada 7 Oktober 2018, tanpa adanya musyawarah,” ujar Ketua Yayasan Madrasah Diniyah (MD) Miftahul Mu’minin Jajuli (34), Jumat (26/4).
Dirinya mengetahui adanya kesepakatan pergeseran batas desa pada Rabu (24/4). Menurutnya, hal itu dilakukan tanpa adanya musyawarah secara formal. ”Tiba-tiba kami disodorkan surat pernyataan untuk ditandatangani, namun kami menolak,” bebernya.
Ia mengatakan, batas awal yang dulunya di sebelah timur sekarang dimajukan sekitar 200 meter ke sebelah barat. Padahal, menurut pemetaan nasional pada 2017, Kampung Sukamulya tersebut masuk wilayah Desa Gunungbatu.
Sementara tokoh masyarakat Desa Gunungbatu, Suhendar, mengungkapkan bahwa Kampung Sukamulya sudah bagus dalam persatuan, baik masalah keagamaan dan gotong-royongnya. Sehingga warga sangat menyayangkan adanya pergeseran batas desa tanpa melibatkan warga.
”Seandainya ini tidak segera dimusyawarahkan, kasihan juga warga. Mereka harus mengurus administrasi identitas, baik identitas pribadi maupun sarana pendidikan yang sudah terdaftar,” pungkasnya. (skb/ feb/run)
