Sungguh miris nasib Ryan Rasyidi (21), korban penembakan orang tak dikenal. Sejak terkena peluru senapan angin di Jalan Suryakencana, Cibadak, Sukabumi, nasibnya jadi tak karuan. Peluru berukuran 4,5 mm yang bersarang di bahunya belum juga bisa dikeluarkan lantaran kesulitan biaya.
TUBUH Ryan masih terbaring di kasur rumahnya, Bojonggenteng, Sukabumi. Sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, ia pun terpaksa pulang karena tidak bisa membayar biaya operasi.
”Hari Selasa (28/5) saya pulang ke rumah karena tidak mempunyai biaya untuk pembayaran operasi yang nilainya sekitar Rp15 juta,” kata Riyan, Jumat (31/5).
Saat di Bandung, Ryan sempat mengajukan untuk menggunakan BPJS Ketenagakerjaan dan KIS untuk biaya operasi yang akan dilakukan. Namun karena syaratnya belum lengkap dan posisinya sudah di Bandung sehingga menggunakan biaya umum, hingga kini ia belum mendapatkan penanganan operasi.
”Biaya operasi itu besar jika menggunakan umum. Sedangkan saya tidak punya uang untuk bayarnya. Namun dokter menyarankan jika mau cepat diangkat proyektil peluru, maka ke RS Swasta, tapi bayarnya lebih mahal,” imbuhnya.
Menurut Riyan, dokter di RSHS Bandung menilai kondisi fisik Riyan sehat, serta proyektil masih jauh ke paru-paru. Sehingga pihak dokter menyarankan untuk mengurus BPJS atau KIS untuk penanganan operasi pengangkatan proyektil peluru.
”Karena kita tidak punya uang, sehingga saya memutuskan untuk pulang dan mengurus dulu persyaratan untuk BPJS dan KIS. Saat ini untuk pengurusan persyaratan dibantu pemerintah desa,” tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, Humas RSUD Sekarwangi Ramdansyah menjelaskan, pihaknya mengaku menerima dua pasien yang terkena luka tembakan senapan angin pada Sabtu (25/5). Namun karena tidak ada alat-alat untuk operasi pengangkatan proyektil peluru di rumah sakit tersebut, maka pihaknya merujuk kedua pasien itu ke RSHS Bandung.
”Betul kita menerima, tapi karena alat di sini (RSUD Sekarwangi, red) tidak lengkap, maka kita rujuk. Kedua pasien itu yang satu luka tembak di bahu sebelah kanan dan satu lagi di leher,” jelas Ramdansyah.
Namun, pihaknya bersedia membantu jika pasien mengalami kesulitan biaya untuk operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di tubuhnya. ”Jika memang kesulitan dalam pembayaran operasi di RSHS Bandung, kita akan bantu untuk mengurus persyaratannya,” pungkasnya. (can/ade/feb/run)