METROPOLITAN - Jelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kabupaten Bogor memeriksa hewan-hewan kurban yang akan dijual di wilayah Kabupaten Bogor. Hal tersebut dilakukan Disnakan untuk memonitor dan mengecek kesehatan dan kelayakan hewan kurban.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Zakaria, menjelaskan ada 65 petugas medis dan paramedis yang ditugaskan dari H-13 sampai H-1. Untuk hewan-hewan yang sudah diperiksa dan dinyatakan sehat, Disnakan akan memberikan Surat Keterangan Kesehatan Hewan Qurban (SKKHQ) yang berlaku jika hewan akan dikirim ke luar daerah.
“Kita juga akan memberikan kalung sehat kepada hewan dan juga stiker sehat yang dipasang di lapak-lapak pedagang,” katanya saat ditemui di kantor Disnakan, kemarin. Menurut Zakaria, tim yang menyisir lapak-lapak pedagang juga menyosialisasikan terkait kesejahteraan hewan kurban. Terutama di saat musim kemarau seperti ini, hewan sangat rentan terkena penyakit.
“Jadi terkadang pedagang yang di lapak itu kurang sedikit paham bagaimana memperlakukan hewan kurban. Untuk yang belum mengerti, kita berikan sosialisasi. Contohnya si pedagang itu harus melengkapi tempat jualannya dengan peneduh agar hewan tidak kepanasan, lalu diberi makan dan minum,” terangnya.
Dari data tahun lalu, ada 600 lapak pedagang yang dicatat Disnakan. Serta Kabupaten Bogor mendapatkan suplai hewan kurban dari sembilan daerah, yaitu NTT, NTB, Bali, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan lokal. “Jadi kita mendata di lapak itu ada 37.427 ekor dari 600 lapak. Terdiri dari hewan besar 10.572 dan hewan kecil 26.855 ekor,” jelasnya.
Sejauh ini, Disnakan belum menerima adanya hewan kurban yang meninggal karena penyakit ataupun faktor cuaca. Tetapi sebanyak 2.900 hewan kurban sudah diberikan vaksinasi Antrax pada Juni lalu dan akan dikontrol untuk diberikan obat cacing. “Kita mengimbau masyarakat yang ingin membeli hewan kurban, pastikan dulu tempat yang menjual itu sudah diperiksa oleh kami. Ciri-cirinya ada surat keterangan sehat, kalung sehat dan stiker sehat di lapak penjual,” imbuhnya.
Terkait eksistensi peternak lokal, Disnakan Bogor masih menilai bahwa sebagai daerah penyandang ibu kota sebagai penyuplai hewan kurban, Kabupaten Bogor masih di tingkat yang menjanjikan. Selain memiliki kerbau khas Bogor Barat yang sudah tersohor, ternyata bibit-bibit domba dan kambing selama dua tahun ini sudah diekspor ke Brunei dan Uni Emirat Arab.
“Kami memang terus memantau perkembangan peternak lokal. Di Bogor Barat itu adalah kerbau lokal yang dijual. Untuk eksistensi peternak lokal di kita juga sudah baik ya, karena untuk kambing dan domba memang didominasi dari lokal. Tetapi untuk sapi itu memang masih dari luar karena jenisnya itu yang khas dari daerahnya, seperti sapi Bima dan Limosin Bali,” tandasnya. (cr2/b/els/run)