METROPOLITAN.id - Padamnya listrik sejak Minggu (4/8) siang tentu mengakibatkan kerugian di berbagai lini. Kaum ibu menjadi salah satu pihak yang sangat merasakan dampaknya. Pekerjaan rumah berantakan hingga anak tak mau pergi sekolah karena tak ada air untuk mandi. Begitu yang dirasakan salah seorang ibu asal Cibinong, Kabupaten Bogor, Ismayanti (40). Pagi tadi, Senin (5/8) pukul 07:00 WIB, perempuan yang tinggal di RW 01 Kelurahan Sukahati ini mengeluhkan listrik yang tak kunjung menyala. Padahal 3 anaknya harus berangkat sekolah dan bekerja. Sebetulnya, listrik di wilayahnya sempat menyala tadi malam (4/8) sekitar pukul 20:00. Namun tak berselang lama, listrik kembali mati dan baru hidup lagi tadi pagi (5/8) sskitar pukul 08:00. "Kemarin dari jam 1 siang sampai jam 8 malam mati listriknya. Habis itu malah mati lagi sampai jam 8 tadi pagi," ungkap Ismayanti. Yang sangat merepotkan pada saat pagi hari. Biasanya, anak-anaknya mandi sejak pukul 5:30. Akan tetapi karena listrik padam sejak semalam, air di rumahnya habis total. Anak-anaknya yang hendak berangkat sekolah pun mengurungkan niatnya karena belum bisa mandi. "Jadinya nggak mau sekolah karena nggak ada air untuk mandi. Untuk masak air pagi tadi aja sulit, apalagi untuk mandi," ungkapnya. Tak hanya itu, sejumlah pekerjaan rumahnya menjadi terbengkalai akibat tidak ada air. Ibu lima anak ini tidak bisa mencuci, mengepel bahkan masak. Sebab tak dipungkiri, sejumlah piranti alat-alat rumah tangga saat ini membutuhkan energi listrik. "Nyuci nggak ada air, masak ngga ada listrik. Udah dari pagi ngga ngapa-ngapain, rumah berantakan," keluhnya. Selain Ismayanti, ada warga lain di lingkungannya yang sangat terdampak listrik mati. Rohmat Gunawan (30) yang setiap hari mengais rezeki dari usaha isi ulang air mineral tak bisa menjalankan usahanya. Ia terpaksa tak mendapat uang akibat listrik mati. "Kalau ngisi galon kan mesinnya pake listruk, kalau mati gini ya ngga bisa ngisi. Nggak ada pemasukan," pungkasnya. (fin)