METROPOLITAN - Berbagai inovasi dilakukan untuk mengembangkan koperasi yang merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian di Jawa Timur. Salah satunya, melalui sosialisasi bertema infrastruktur keuangan mikro pembiayaan syariah dalam mendukung program inklusi keuangan syariah yang dihelat Pemprov Jatim melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Grand City Convex Surabaya kemarin (8/8).
Sosialisasi tersebut merupakan bagian dari event Koperasi & UMKM Expo ke-7 yang berlangsung hingga Minggu (11/8). Acara itu dihadiri 288 pengurus atau pengelola usaha simpan pinjam dari gerakan koperasi di Jatim, mulai Fatayat NU Jatim, Muslimat NU Jatim, Aisyiyah Jatim, Forum Ekonomi Syariah (FES) Jatim, Forum Koperasi Syariah (FKS) Jatim, hingga Pusat KJKS Jatim.
Turut hadir pula Puskop An-Nisa Jatim, Puskop Bueka As sakinah Jatim, FOKKER Jatim, dan pembina dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro kabupaten/kota se Jatim. Sosialisasi dibuka Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jatim Drs Moh. Zainal Arief MM.
Menurutnya, acara itu merupakan bentuk dukungan terhadap koperasi dan pelaku UMKM di Jatim untuk intens berinovasi. ”Pelaku UMKM di Jatim hampir 10 juta orang atau badan usaha. Bila dikembangkan, maka mendatangkan banyak keuntungan untuk berbagai kalangan,” ujar Zainal Arief.
Menurut Kepala Bidang Pembiayaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jatim Dian Okta Yoshinta SH MPSDM, membangun si nergitas antara koperasi dengan otoritas, lembaga, dan pemangku ke pentingan lain di sektor keuangan syariah sangat penting. Tujuannya, mengembangkan usaha dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi nasional.
”Kami juga ingin memberikan pemahaman tentang pengembangan lembaga keuangan mikro koperasi syariah dalam mendukung akselerasi keuangan syariah dan membangun sinergi informasi antarkoperasi,” ungkap Dian.
Peserta diharapkan mampu memahami strategi pengembangan pembiayaan koperasi. Baik melalui financial technology maupun program one pesantren one product (OPOP). OPOP merupakan program yang digagas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya ditunjuk untuk mengawal program tersebut. OPOP fokus pada penguatan koperasi serta penanaman semangat entrepreneur pada santri. Koperasi di pondok pesantren akan diperkuat lewat pembinaan dalam hal produksi, pemasaran, SDM, dan pembiayaan.
Kepala Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unusa Surabaya M. Ghofirin menuturkan, program tersebut digulirkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan basis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri.
Terdapat tiga pilar, yakni santripreneur, pesantrenpreneur, dan sociopreneur. Dalam sosialisasi itu juga dilakukan penanda tanganan MoU kerja sama antara FKS Jatim dan Gerakan Wakaf Indonesia (GWI).
Penghargaan dari FKS Jatim juga diberikan kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam pengembangan koperasi syariah. Di antaranya, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jatim Dr Mas Purnomo Hadi MM, Manajer BMT MMU Sidogiri Dumairi Noor, Manager BMT Mandiri Sejahtera Gresik M. Ayubi, dan Ketua Pengurus BMT NU Ngasem Bojonegoro Mohammad Wahyudi. (ree/kkn)