METROPOLITAN.id - Tewasnya pelajar dalam duel gladiator 1 lawan 1 di Gunungputri, Kabupaten Bogor harus menjadi perhatian serius. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bogor ikut prihatin atas insiden maut tersebut.
Ketua Komisioner KPAI Daerah Kota Bogor, Dudih Syiaruddin mengaku KPAI Kota Bogor kesulitan untuk mengawasi pelajar. Sebab, selain di Kota Bogor, ia juga ikut mengawasi pelajar di Kabupaten Bogor yang kondisi wilayahnya sangat luasi.
"KPAI Kota Bogor terbatas, saya berharap agar di Kabupaten Bogor juga segera membentuk KPAI agar lebih intensif lagi pengawasannya," kata Dudih.
Menurutnya, keberadaan KPAI bisa menekan angka tawuran pelajar di Kabupaten Bogor.
"Jangan sampai ada pembiaran ketika adanya aksi tawuran sekolah. Biasanya masyarakat itu sendiri merasa ketakutan kalau lihat pelajar tawuran," ungkapnya.
-
Sebelumnya, tawuran pelajar di Bogor kembali memakan korban jiwa. Kali ini, aksi tawuran dilakukan 1 lawan 1 atau duel. Duel dilakukan menggunakan senjata tajam hingga salah satu di antaranya meninggal dengan kondisi mengenaskan akibat tertebas celurit.
Duel maut itu terjadi di depan PT.Vaksindo II, Kampung Baru, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Kamis (22/8). Duel dilakukan malam hari sekitar pukul 23.30 WIB.
Kejadian ini bermula melalui komunikasi lewat aplikasi sosial media antara korban, A (17) dengan pelaku J (17) dan AM (17). Mereka kemudian sepakat untuk bertemu di depan sebuah pabrik di Wanaherang, Kecamatan Gunungputri.
Setelah tiba di lokasi, 2 orang melakukan duel 1 lawan 1 menggunakan celurit. Sementara 1 lainnya hanya menonton.
Duel berlangsung mengerikan. Korban terpaksa tersungkur akibat terkena sabetan celurit. Ada sedikitnya 3 luka sabetan pada tubuh korban yaitu di bagian tangan sebelah kanan dan paha kaki sebelah kanan serta kepala.
Melihat korban sudah tak berdaya, pelaku dan temannya langsumh melarikan diri dari lokasi. Sementara korban meninggal dunia di lokasi.
"Kedua tersangka masih tergolong anak di bawah umur, maka penanganan kasusnya sesuai dengan UU Perlindungan Anak," tandas Dicky. (mul/b/fin)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:20 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:35 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:53 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:37 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:31 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 06:15 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:22 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:28 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:10 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:29 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:21 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:18 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 11:48 WIB