Senin, 22 Desember 2025

BPBD Minta Warga Terimbas Pergerakan Tanah Mengungsi

- Kamis, 24 Oktober 2019 | 09:09 WIB
MENELITI: Petugas PVMBG Bandung meneliti gerakan tanah di Kampung Benda, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak.
MENELITI: Petugas PVMBG Bandung meneliti gerakan tanah di Kampung Benda, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak.

SUKABUMI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mengaku telah menerima hasil kajian dan penelitian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung terkait pemicu pergerakan tanah di Kampung Benda, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, beberapa waktu lalu.

Kepala Seksi Daruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman mengatakan, dalam surat bernomor 1643/45/BGL.V/2019 yang ditandatangi Ir Kasbani Kepala Badan Geologi, Kepala PVBMG, bencana yang terjadi di Kampung Benda yang mengakibatkan dua rumah warga rusak berat dan 40 lainnya terancam, disebabkan oleh menurunkan permukaan air tanah.

Berdasarkan pengamatan lapangan dan penyidikan bawah permukaan, gerakan tanah di lokasi bencana tersebut disebabkan oleh interaksi kondisi tanah dan bebatuan penyusun serta perubahan kedalaman muka air tanah.

"Ya, kami sudah menerima hasil kajian ini beberapa hari lalu. Dalam surat tersebut, ada beberapa rekomendasi yang harus dilakukan. Kondisi ini terjadi akibat tiga hal. Yakni, batuan penyusun dan tanah pelapukan yang bersifat mudah luruh dan bergerak melalui rekahan atau retakan-retakan yang terbentuk," tuturnya.

Adapun rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG yaitu, dua unit rumah yang rusak agar direlokasi ke tempat aman dari ancaman gerakan tanah, gerakan tanah berpotensi berkembang jika terjadi peresapan air yang tinggi pada musim hujan, sehingga disarankan untuk menutup retakan dan memadatkannya serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan untuk mengurangi peresapan air.

"Karena selain itu, bidang lemah berupa kontak antara lapisan tanah penutup yang lapuk dan mengalami retakan selama musim kemarau dengan lapisan dibawahnya yang jenuh dan adanya perubahan kedalaman muka air tanah saat musim kemarau," jelasnya.

Bukan hanya itu, sambung Eka, PVMBG juga merekomendasikan agar melakukan penataan sistem aliran air permukaan dan limbah rumah tanggan dengan sistem aliran drainase kedap, tidak membuat kolam-kolam penampuan air dan lahan basah pada bagian bawah dan atas mendekati lereng. "Selain itu, menimbun kembali galian atau lubang tampungan air pada lahan diutara retakan dan rumah yang rusak, tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu pergerakan tanah seperti pemotongan lereng secara sembarangan dan penebangan pohon besar berakar kuat serta dalam," imbuhnya.

Eka mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pemantauan mandiri terhadap perkembangan retakan dan segara melapor ke aparat yang berwenang. Jika retakan berkembang dengan cepat penduduk yang tinggal diskeitarnya untuk segera mengungsi ke tempat aman.

Selain itu, masyrakat juga diasaranakn untuk menutup kembali retakan tanah agar tetap memelihara tanaman pohon berakar kuat, dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai daerah rawan longsor dan banjir bandang.

 "Masyarakat setempat dihimbau untuk selalu mengikuti arahan pemerintah daerah setempat dalam penanganan bencana gerakan tanah. Ini adalah rekomendasi dari PVMBG yang sudah kami terima. Dan BPBD dengan dibantu pemerintah desa dan masyarakat setempat sejauh ini sudah menutup kembali retakan tersebut dengan tanah. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi retakan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," tutupnya. (dna/ade/suf)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X