METROPOLITAN.id - Universitas Bhayangkara Jaya bakal menggelar seminarinternasional soal keamanan siber bertajuk New Security Challange: Fac ing Cyber Threats from Multidisiplinary Approach, Senin (2/12). Rencananya, seminar ini akan berlangsung di gedung Tanoto Universitas Bhayangkara Jaya, Bekasi. Seminar ini bakal diisi pembicara internasional dari Amerika, Norwegia, Singapore, Malaysia, Vietnam, Filipin dan Indonesia. 400 peserta dari dalam dan luar negeri pun bakal hadir mengikuti seminar ini “Pembicara tersebut merupakan ahli-ahli keamanan siber tingkat dunia” kata Ketua Pelaksana sekaligus Kepala Lembaga Penelitian, PengaBdian Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jaya, Ir. Djuni Thamrin, M.Sc, Ph.D. Menurutnya, saat ini Indonesia telah menjadi contoh sebagai pusat dan sekaligus gravity kerentanan dunia maya. Secara global, kondisi ini dapat menjadi sasaran empuk serangan siber. S ebagai pengguna smart phone terbanyak di dunia, Indonesia mempunyai server dengan tingkat keamanan yang masih terbatas. Sehingga, tidak jarang menjadi target-target serangan domestik, tetapi juga sebagai launchpad untuk target serangan di seluruh dunia. Beberapa negara di Asia telah berada di puncak transformasi digital, yang juga telah terbukti dapat mendorong kemajuan infrastruktur dan teknologi baru untuk meningkatkan kemampuan ekonomi. Bersamaan dengan perkembangan positif itu, terletak pula kebutuhan nyata untuk melindungi output dan aset yang dihasilkan dari revolusi teknologi tersebut. “Ibarat gadis cantik, Indonesia adalah pengekspor informasi menuju dunia Barat yang membawa jutaan data penduduk beserta aktivitasnya,” ungkapnya. Hal itu berarti semua rahasia dan kecenderungan serta pola konsumtif rakyat Indonesia secara mudah bisa dibaca oleh pemilik modal di dunia Barat. Sehingga, proses eksploitasi baru dengan mudah bisa dijalankan oleh mereka. Indonesia juga memiliki salah satu pengguna internet dengan jumlah tertinggi di dunia, dengan lebih dari 80 juta pengguna aktif mengakses layanan online dari beberapa perangkat. Dengan sedikit atau tanpa kendali sama sekali atas penggunaan perangkat keras oleh para warganet Indonesia, mereka telah membawa serta arus informasi yang sangat terbuka dan rentan terhadap berbagai jenis intrusi spionase digital, kejahatan dunia maya, serangan dan bahkan perang siber. “Isu-isu tersebut yang akan di seminarkan dengan para pembicara seperti Prof. Dr. Abu Bakar Munir dari University Malaya, Malaysia, Prof. Dr. Hermawan Sulistyo dari Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara, Tamra.H.Greig dari US Embassy Deputy Principal Officer, Dr. Jiow Hee Jhee dari Singapore Institute of Technology, Pastor Argualles Jr, Ph.D dari Universitas Perpetual Help System The Philippines, Dr. Aksel Tomte dari University of Oslo Norwegia dan Dr. Do Giang Nam dari Vietnam National University,” terang Djuni Thamrin. (*/ogi /fin)