Senin, 22 Desember 2025

Sembilan Penyebab Bayi Lahir Prematur

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 11:27 WIB

METROPOLITAN - Seorang bayi dikatakan terlahir secara prematur bila sang ibu melahirkan jauh sebelum jatuh tempo atau sebelum usia kehamilan 37 minggu. Kondisi ini tentunya perlu perhatian khusus mengingat kelahiran prematur berisiko pada kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang.

Bila ditinjau berdasarkan statistik, ternyata Indonesia masih masuk 5 besar negara yang mengalami kondisi preterm atau lahir prematur tertinggi. Fakta ini dikatakan dokter ObGyn dari RSCM, Ali Sungkar.

”Angkanya kira-kira sudah mencapai 15,5 persen yang artinya 1 dari 7 bayi yang terlahir di Indonesia itu lahir prematur. Sementara perlu kita ketahui bahwa kematian neonatal terbanyak ialah karena komplikasi dari bayi prematur,” ujar Dr. Ali.

Ali pun menuturkan, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi prematur. Salah satu hal yang perlu diwaspadai ialah kondisi infeksi pada ibu hamil. Beberapa penyebab bayi prematur antara lain masalah plasenta.

Berbagai masalah pada plasenta hendaknya diwaspadai, misalnya saja plasenta Previa. Bila Bunda mengalaminya sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk penanganan terbaik.

Selain itu, kondisi ini merupakan perdarahan yang terjadi melalui vagina, biasanya pada usia kehamilan di atas 24 minggu. Menurut Ali kondisi ini sangat gawat sehingga perlu ditangani secepatnya, pada beberapa kasus dengan melahirkan secara prematur.

Penyakit yang diderita ibu juga berisiko menyebabkan prematur. Seperti ibu yang mengalami diabetes maupun anemia.

”Usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur. Ini lebih rentan terjadi pada ibu hamil berusia kurang dari 17 tahun dan lebih dari 35 tahun,” kata Ali.

Infeksi yang terlihat ringan seperti pada gusi dan gigi juga bisa memicu bayi lahir prematur.

”Setiap ibu hamil itu wajib memeriksakan ada atau tidaknya infeksi. Semuanya harus dipastikan, infeksi pada gusi dan gigi misalnya harus segera ditangani, kalau tidak bisa bahaya, bakteri bisa menyerang janin sekalipun ketuban tidak pecah,” ujarnya.

Saat kondisi ketuban pecah sebelum waktunya, dokter biasanya memberikan penanganan secepatnya, bayi pun terpaksa dilahirkan dini atau prematur untuk menghindari berbagai komplikasi yang mungkin terjadi.

Tak hanya itu, pada kehamilan kembar rentan terjadi banyak risiko yang membuat persalinan prematur sebaiknya dilakukan. Kondisi Twin to Twin sindrom dan ketuban pecah dini yang mungkin dialami, misalnya, membuat bayi terpaksa dilahirkan lebih awal.

Ali juga menyebut gaya hidup tidak sehat seperti tidak memenuhi asupan gizi seimbang, kurang aktivitas fisik, maupun kebiasaan merokok dan minum alkohol bisa membuat ibu hamil rentan mengalami persalinan prematur. Tak hanya itu, gangguan mental dan stres dapat memicu bayi lahir cepat awal.

“Saat berada dalam kondisi stres, tubuh kita mengeluarkan hormon kortisol yang rupanya bisa memengaruhi pada perlekatan embrio dan plasenta. Kondisi inilah yang bisa membuat Bunda lebih rentan mengalami persalinan prematur,” katanya. (par/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X