METROPOLITAN.id - Kampung Adat Urug, Desa Urug, menjadi salah satu wilayah di Kecamatan Sukajaya yang terdampak bencana cukup parah. Banjir dan longsor meluluh-lantakkan kampung yang masuk cagar budaya tersebut, Rabu (1/1) pagi.
Kondisi ini diperparah dengan akses jalan utama menuju lokasi yang terputus akibat tergerus dan tertimbun material longsor. Akibatnya, Kampung Adat Urug sempat terisolasi lebih dari seminggu.
Salah satu cara menuju lokasi Kampung Adat Urug adalah dengan berjalan kaki dari Desa Harkatjaya. Butuh waktu tak kurang dari dua jam untuk menjangkau lokasi.
Pada Rabu (8/1), pewarta Metropolitan.id mencoba menembus Kampung Adat Urug dengan berjalan kaki. Perjalanan dimulai pukul 12.57 WIB melewati jalan di belakang kantor Desa Harkatjaya ke arah Kampung Sibadak.
Jalan yang dilalui terbilang ekstrim. Setelah melewati perkampungan, jalur setapak di area persawahan mendominasi dengan kondisi licin dan berlumpur cukup tebal dengan kontur naik turun. Perlu kehati-hatian saat melangkah agar tak terpeleset.
Sebelum masuk ke Kampung Babakan, Desa Harkatjaya, ada beberapa titik longsor yang juga harus dilewati. Jalan dialihkan ke tebingan yang cukup curam. Beruntung, ada tali yang dipasang untuk warga berpegangan agar tak terperosok saat melintas.
-
Warga melintasi tebingan akibat jalan utama Desa Harkatjaya menuju Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor tertimbun longsor. (Foto: Arifin/Metropolitan)
Usai melewati tebingan, area longsoran ke-dua menanti. Pejalan kaki harus menembus jalur berlumpur yang tingginya mencapai hampir sedengkul orang dewasa. Motor trail yang mencoba melintasi longsoran juga nampak harus berusaha ekstra ketika melewati jalan tersebut.
Longsoran itu juga memutus akses Kampung Babakan. Warga tak bisa keluar kampung, sementara listrik padam sejak hari pertama bencana.
Setelah itu, perjalanan dilanjut melewati perkampungan. Sebelum sampai ke Kampung Adat Urug, nampak sejumlah jalan dan jembatan mengalami keretakan hingga amblas. Bencana yang menerjang rupanya memang berdampak cukup parah.
-
Kondisi jembatan menuju Kampung Urug yang nyaris terputus akibat longsor. (Foto: Arifin/Metropolitan)
Pewarta tiba di Kampung Adat Urug pukul 15.14 dari arah belakang. Saat masuk ke Kampung Urug, jembatan yang biasa digunakan warga untuk keluar kampung nampak amblas dan nyaris terputus.
Kampung Adat Urug bak kampung mati. Mayoritas rumah-rumah tak lagi berpenghuni karena sudah porak-poranda diterjang banjir bandang.
Batu-batu besar dengan ukuran tak lazim memenuhi ruangan rumah-rumah. Tembok-temboknya bolong dan tak sedikit yang hanya menyisakan atap. Bahkan, beberapa rumah benar-benar ambruk dan rata tersapu air bah.
Warga sendiri tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga. Terlebih saat banjir menerjang, banyak penghuni rumah berada di luar kampung untuk merayakan malam pergantian tahun.
-
Batu-batu besar dan material banjir nampak masih memenuhi Kampung Adat Urug, Rabu (8/1). (Foto: Arifin/Metropolitan)
Tak hanya rumah, lumbung padi tempat warga menyimpan padi hasil panen ikut rata terbawa banjir. Hasil jerih payah selama bertani sirna dalam seketika. Lumbung-lumbung itu sendiri menjadi salah satu ciri khas Kampung Urug yang masih mempertahankan tradisi hingga kini.
Kampung Urug yang terdampak banjir berada di area bawah. Sepanjang mata memandang, material banjir memenuhi kampung yang diapit Sungai Cidurian dan Ciapus tersebut.
Batu-batu besar, kasur, perabot rumah hingga batang-batang pohon berserakan. Area tersebut juga dipasangi beberapa bendera kuning.
Sebagian besar penghuninya memilih meninggalkan rumah-rumah yang tak mungkin ditinggali untuk saat ini. Mereka mengungsi di kediaman kerabatnya yang aman dari bencana. Tak banyak aktivitas warga di sekitar lokasi.
-
Kondisi Kampung Adat Urug pascabencana (Foto: Arifin/Metropolitan)
Saat beranjak ke area tengah Kampung Urug, aktifitas warga mulai terlihat. Meski tak terdampak banjir, rumah di area tengah justru terdampak longsor. Lumpur-lumpur memenuhi seisi rumah warga.
Sebelum diterjang banjir dan longsor, hujan mengguyur sejak pukul 02.00 dini hari. Satu jam kemudian, hujan makin deras dan tak reda hingga pagi harinya.
"Sekitar jam enam pagi, air mulai meluap dan perlahan masuk ke rumah-rumah warga," kata Tetua Adat Kampung Urug, Abah Ukat Raja Aya saat ditemui di kediamannya, Rabu (8/1).
Warga yang menyadari banjir mulai menggenangi langsung beranjak dan mencari lokasi aman.
Selang beberapa saat kemudian, banjir susulan menerjang dengan skala jauh lebih besar. Banjir membawa meterial batu-batu besar dan sampah pohon dari ketinggian.
"Yang merusak rumah itu bukan banjir pertama, tapi yang susulan. Habis banjir pertama warga mulai ke atas, ke tempat aman, makanya warga semua selamat. Nah banjir kedua ini batu-batu sama pohon ikut kebawa dan ngerusak rumah warga," terang Abah.
-
Kondisi Kampung Adat Urug pascabencana (Foto: Arifin/Metropolitan)
Menurut Abah, banjir kali ini merupakan banjir terbesar karena merusak banyak rumah hingga ada yang lenyap tersapu air.
Bantuan sendiri belum maksimal sampai ke Kampung Urug. Abah ingin ada pendataan yang benar-benar akurat sehingga bantuan bisa disalurkan tepat sasaran.
"Bantuan yang sampai ke sini cuma yang mampu dibawa motor aja. Ada yang bilang dikirim bantuan, tapi banyak yang tidak sampai. Abah mah kalau ada bantuan inginnya untuk rumah yang benar-benar rusak dan perlengkapan sekolah anak-anak," ungkapnya.
Terakhir, Abah menegaskan menolak jika harus direlokasi dari Kampung Adat Urug. Bagi Abah dan warga, Kampung Urug bukan hanya sekadar tempat tinggal. Ada hal-hal lain yang tidak bisa ditinggalkan.
"Pemerintah pasti mengerti dan punya cara lain. Rasanya nggak mungkin ninggalin kampung ini, ada hal lain yang nggak mungkin bisa dibawa," tandas Abah.
-
Kondisi Kampung Adat Urug pascabencana (Foto: Arifin/Metropolitan)
Sementara itu, Kepala Desa Urug, Sukarma merinci data sementara rumah terdampak bencana di Desa Urug. Hingga Rabu (8/1), tercatat 6 rumah tertimbun, 18 rumah hilang atau hanyut, 77 rumah rusak berat dan 115 rumah rusak ringan akibat banjir dan longsor.
Hingga Jumat (10/1), alat berat masih terus beroperasi untuk membuka akses jalan yang terputus agar kendaraan bisa menjangkau Kampung Adat Urug. (fin)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:20 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:35 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 14:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:53 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:37 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 13:31 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 06:15 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:22 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 11:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:03 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:28 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:10 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:29 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:21 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 14:18 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 13:43 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 11:48 WIB