Senin, 22 Desember 2025

Hilang Hingga Kini

- Senin, 13 Januari 2020 | 07:57 WIB
PENCARIAN:  Keluaga  korban  bersama  Basarnas  saat  mencari  korban  longsor di Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya.
PENCARIAN: Keluaga korban bersama Basarnas saat mencari korban longsor di Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya.

METROPOLITAN - Sudah 13 hari petugas gabungan masih berupaya pencarian ketiga korban tertimbun, pasca longsor awal tahun 2020. Keluarga berharap, agar korban yang masih tertimbun segera bisa ditemukan kembali dengan kondisi utuh.

Sebelum kejadian, Maesaroh (25) menjadi korban keganasan gemburan tanah, dibukit Kampung Sinar Harapan. Sebelumnya, Maesaroh sudah mengetahui adanya hujan lebat pada Pukul 02:00 WIB, Rabu (1/1) dini hari. Melihat kondisi itu, dirinya mengunsi kerumah tetangganya.

"Pus hujan, Maesaroh ngungsi ke rumah tetangganya sendiri, malah terkena duluan diterjang tanah longsor,"kata Uus, paman Maesaroh, saat ditemui dilokasi.

Ia menuturkan, mendengar kabar itu, dirinya langsung membantu pencarian bersama petugas. Tapi pencarian itu, tidak membawa hasil, bahkan setiap hari dirinya menunggu kabar keponakannya itu yang tertimbun longsor.

"Suaminya mendengar saat ditempat kerjaan di Jakarta, dia langsung pulang. Namun melihat rumah rata dan istrinya belum ditemukan, suaminya itu sering depresi,"bebernya.

Uus mengaku, pihak keluarga sangat menunggu jasad Maesaroh yang masih terimbun tanah lumpur. Selain rumah Maesaroh, terdapat sebanyak 17 rumah yang ikut hancur di Kampung Sinar Harapan, Desa Harkatjaya, Kecamatan Cigudeg.

"Setiap hari saya bulak balik kesini. Meski saya tinggal di Desa sebelah, tapi saya berharap agar keponakan saya itu bisa ditemukan,"ucap Uus.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bandung, Deden Ridwansah mengatakan, tiga korban longsor tertimbun pasca banjir bandang dan tanah longsor. Berbagai upaya telah di coba semaksimal mungkin oleh Tim SAR Gabungan. Salah satunya dengan penggunaan dua alat pendeteksi korban yaitu Ground Panatrating Radar.

"Alat ini mampu mendeteksi material dalam tanah dengan kedalaman maksimal 2.5 Meter. Material yang di dalam tanah akan terdeteksi di layar yang berada pada alat tersebut,"kata Deden.

Hingga pukul 12.00 WIB, Jum'at (9/1) kemaren, Lanjut Deden, alat sudah mendeteksi 10 titik yang diduga terdapat korban, namun hingga saat ini masih nihil. Selain menggunakan alat pendeteksi, dua unit alat berat milik PU juga terus diusahakan untuk masuk ke lokasi longsor dengan membuat akses jalan menuju lokasi.

"Alat tersebut nantinya akan membantu pencarian tiga korban yang masih dalam pencarian,"beber Deden

Deden menjelaskan, tim SAR Gabungan dibagi menjadi 6 SRU (Search and Rescue Unit), dengan masing masing tiga SRU dalam satu sektor dan empst safety officer. Data korban belum ditemukan bernama, Amri (60), Maesaroh (25) dan Cicih (5).

"Tim SAR Gabungan juga masih mengupayakan dan memaksimalkan pencarian dengan melakukan penyemprotan tanah dengan alkon dan penggalian manual,"tukas Deden.(mul/c/yok)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X