Senin, 22 Desember 2025

Cerita Pemilik Rumah Reot yang Ambruk Timpa Bayi 40 Hari, Sudah Ajukan Bantuan RTLH Tapi Tak Pernah Nyata

- Selasa, 28 Januari 2020 | 15:13 WIB

METROPOLITAN.id - Ambruknya rumah milik Tjitjih Sukarsih (65), warga Kampung Pulo Geulis, RT01/04 Kelurahan Babakanpasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, mengundang keprihatinan. Nyatanya, di Kota Bogor masih ada warga yang tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH). Secara kasat mata, rumah yang berlokasi di pemukiman padat penduduk itu memang terlihat tua dan usang dimakan usia. Dibangun sekitar tahun 1950, rumah yang ditinggali empat kepala keluarga (KK) dengan 14 jiwa ini rupanya belum menerima bantuan. Padahal Tjitjih sudah mengajukan bantuan RTLH sejak lima tahun silam. Bahkan, pihak keluarga telah melengkapi proses pemberkasan persyaratan. Namun hingga rumahnya ambruk, bantuan tersebut tak kunjung nyata. "Udah difoto, udah didata, malah sudah ditempel stiker keterangan RTLH, tapi sampai sekarang tidak ada," ungkap Tjijih saat ditemui Metropolitan.id, Selasa (28/1). Tjijih sempat menanyakan alasan rumahnya tak kunjung mendapat bantuan. Jawabannya, pihak keluarga harus menunggu giliran terlebih dulu. "Katanya alasan mereka itu karna sistemnya giliran. Padahal rumah ini sudah tertempel stiker pemberitahuan soal penerima RTLH-nya," bebernya.
-
Rumah Tjijih ambruk pada Selasa (28/1) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB. Secara tiba-tiba, atap rumah tersebut ambruk dan menimpa anggota keluarga yang tengah terlelap di ruang tamu. Akibatnya, Tjitjih Sukarsih mengalami luka pada bagian dahi serta kaki kanan terkilir. Anggota keluarga lainnya yang ikut menjadi korban yaitu Lia Robiatul Awalia (25), lebam pada tangan kanan dan pelipis kanan bengkak. Selanjutnya Dinul Rachman (25), lebam di punggung dan tangan kiri lecet. Nur Cahyani (21), luka dipelipis mata kiri, dahi bocor serta hidung patah. M. Kenan Rafasya (40 hari) mengalami dada kanan patah, dahi bocor serta mengalami luka-luka. Terpisah, Lurah Babakan Pasar, Rena Da Frina mengatakan, saat ambruk, di dalam rumah terdapat 10 orang terdiri dari nenek, anak, menantu dan cucu. Semuanya tidur mengampar di ruang tengah lantaran tidak ada kamar. Menurut Rena, rumah Tjitjih memang masuk salah satu penerima bantuan RTLH di wilayahnya. Namun, ia beralasan bantuan lambat turun lantaran sejumlah administrasi yang mesti dipenuhi. Setelah ambruk, Rena memastikan rumah korban akan mendapat bantuan meski belum ada kejelasan dan kepastian kapan RTLH bisa dicairkan. "Kita akan pastikan bantuan RTLH sebesar Rp11,2 juta sampai pada tahun ini. Karna kita belum tahu kapan, makannya kita talangi dulu dengan dana seadanya. Yang pasti kita renovasi dulu rumahnya," pungkas Rena. (ogi/b/fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X