METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal melebarkan Jembatan Otista untuk mengatasi kemacetan di seputaran Sistem Satu Arah (SSA) Kebun Raya Bogor (KRB). Anggaran Rp20 miliar disiapkan untuk membebaskan lahan milik warga yang terkena proyek tersebut. Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kota Bogor Fraksi PDI Perjuangan, Atty Somaddikarya menilai perlu ada pengawasan ekstra atas penggunaan anggaran tersebut. "Pagunya Rp20 miliar, luas lahannya 621 meter per segi. Artinya harga permeter yang disiapkan Pemkot Bogor sekitar Rp32,2 juta per meter. Ini tentu angka yang fantastis. Makanya perlu diawasi dengan betul," tegas Atty. Tak hanya itu, ia meminta Pemkot Bogor untuk tidak membayar murah lahan milik warga demi kepentingan segelintir pihak. Atty mewanti-wanti agar Pemkot Bogor melakukan pembayaran sesuai dengan hasil hitungan appraisal. "Pembebasan itu judulnya harus ganti untung. Karena anggaran yang disediakan cukup, jangan sekali-kali pemkot bayar lahan masyarakat dengan murah. Jangan sampai ada oknum berselancar dalam pembebasan lahan dengan memperkaya diri sendiri. Jangan rugikan rakyat," ungkapnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor Chusnul Rozak mengatakan, pengerjaan pelebaran jalan dipastikan akan memakan sekitar 621 meter persegi lahan milik warga. Pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk pembebasan lahan. Menurutnya, sampai saat ini proses sosialisasi proyek tersebut berjalan mulus. "Sampai saat ini sosialisasi dengan warga lancar. Warga juga menerima untuk dibebaskan, tinggal nanti kita musyawarah dengan warga soal harga. Kita akan cek surat kepemilikannya, kalau sepakat tinggal bayar," kata Chusnul, Selasa (4/2). Rencananya, anggaran sebesar Rp20 miliar bakal digunakan untuk membebaskan delapan bidang lahan milik warga. Tiga bidang berada di Kelurahan Barangsiang dan lima bidang lainnya di Babakanpasar. "Rp20 miliar kita siapkan untuk pembebasan lahan yang luasnya 621 meter per segi. Nanti kita kerahkan tim appraisal untuk menghitungnya, sambil mencari kesepakatan harga pembebasan lahan bersama warga nanti," pungkasnya. (ogi/b/fin)