METROPOLITAN - Kebijakan cuti ’melahirkan’ bagi ayah belum berlaku penuh di Indonesia. Padahal, meski ibu yang melahirkan, peran ayah pasca istrinya melewati persalinan sangat dibutuhkan. Mungkin banyak yang beranggapan, ibu yang melahirkan mengapa ayah yang cuti. Saat anak lahir, ibu dan ayah harus belajar banyak hal menjadi orangtua, menjaga kekompakan, dan mencari caranya sendiri yang paling pas untuk mengurus anak-anaknya. Beberapa perusahaan mengizinkan ayah untuk cuti sekitar 3 hingga 5 hari. Padahal dibutuhkan waktu lebih dari itu untuk beradaptasi dengan kehadiran bayi. Berikut manfaat jika ayah mengambil cuti panjang saat anaknya lahir. Membangun ikatan Rasa terkoneksi dan ikat perlu dibangun. Hal ini yang sering dianggap sepele, padahal sangat penting. Ayah perlu membangun ikatan yang kuat dengan anak-anakny sejak bayi. Mengenal suaranya, aromanya, sentuhannya. Ikatan yang kuat antara ayah dan anak membuat hubungan jadi lebih sehat. Penelitian juga membuktikan hubungan antara orangtua dan anak yang dekat akan membuat kondisi kesehatan mental jadi lebih stabil. Kurangi risiko depresi ibu Kehadiran ayah sangat dibutuhkan ibu setelah melahirkan. Saat tubuh masih dalam masa pemulihan, rasa sakit jahitan, kurang tidur dan harus mengurus bayi, sangat menguras fisik dan emosi ibu. Peran ayah sangat vital di masa-masa ini. Kehadiran ayah akan mengurangi risiko depresi pasca melahirkan. Untuk itu, pastikan ayah selalu mendampingi ibu setelah melahirkan. Membuat ’hubungan’ baru Hidup bakal berubah drastis setelah kehadiran anak. Tantangan pun akan semakin besar. Kondisi hubungan juga akan berubah. Dibutuhkan pengertian dan pembelajaran baru dan hubungan pun perlu ditingkatkan. Dengan cuti, ayah dan ibu akan punya banyak waktu untuk meningkatkan kualitas hubungan jadi lebih baik dan naik ’tingkat’. (drm/feb)