Senin, 22 Desember 2025

KPAI ’Banjir’ Keluhan Belajar dari Rumah

- Jumat, 20 Maret 2020 | 10:18 WIB

METROPOLITAN - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) banjir pengaduan siswa akibat home learning. Mereka mengaku harus mengerjakan tugas berat atau Pekerjaan Rumah (PR) dengan batas waktu pengumpulan tugas yang cepat. ”Sampai hari ini, Kamis (19 Maret 2020), bagian penga­duan online KPAI sudah me­nerima 51 pengaduan sejum­lah siswa dari berbagai daerah yang mengeluhkan beratnya penugasan dari para guru yang harus dikerjakan dengan dead­line yang sempit,” kata Komi­sioner KPAI Bidang Pendidi­kan, Retno Listyarti. Menurut Retno, pengaduan tersebut berasal dari berbagai daerah dan jenjang pendidi­kan SD, SMP dan SMA/SMK. Wilayah para pengadu di an­taranya dari DKI Jakarta, Be­kasi, Cirebon, Kuningan, Puwokerto, Tegal, Kediri, Surabaya, Pontianak (Kali­mantan Barat) dan Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Tangerang dan Tangerang Selatan (Banten). Retno menuturkan, siswa dari Jakarta mengeluhkan bahwa mendapatkan tugas membuat film pendek dengan waktu hanya dua hari. Tak hanya itu, mereka juga harus meng-upload dan minimal mendapatkan 200 like. Ke­mudian ada juga yang mengeluhkan bahwa teman-temannya datang ke rumah­nya karena tidak memiliki cukup kuota untuk mendengar­kan pembelajaran dari guru­nya. Sehingga yang terjadi terpaksa belajar berkelompok karena masalah kuota dan akses internet. Padahal niat­nya merumahkan anak-anak agar tidak berkontak dengan banyak orang. Atas keluhan dan aduan tersebut, KPAI mendorong para pemangku kepentingan di pendidikan membangun rambu-rambu bagi para guru, sehingga proses home learning bisa berjalan menyenangkan dan bermakna. Bukan justru menjadi beban bagi peserta didik, dan bahkan bisa me­mengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya. ”Ini harus diwaspadai ka­rena bisa menurunkan imun anak-anak. Selama para siswa di rumah, jangan ter­lalu bebani dengan tumpu­kan tugas yang sangat ba­nyak. (Jika) Mereka cemas dan terbebani, akan ber­pengaruh pada melemahnya sistem imun (kekebalan tubuh), yang berdampak pada mudahnya serangan virus,” ujar Retno. Retno berharap para guru bisa menjadikan pembela­jaran daring sebagai sarana untuk saling memotivasi, menumbuhkan rasa ingin tahu anak, mempererat hu­bungan dan saling memba­hagiakan. Ketika kondisi bahagia, maka sistem imun akan menguat. (rol/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X