Senin, 22 Desember 2025

Sosial Distancing, Angkot di Kota Bogor Mati Suri

- Rabu, 1 April 2020 | 17:01 WIB

METROPOLITAN.id - Pembatasan aktifitas lewat social distancing dan kebijakan lainnya di tengah pandemi corona berimbas pada sektor transportasi. Ribuan angkot di Kota Bogor bahkan tak lagi mengaspal bak mati suri. Musababnya, tak banyak lagi warga yang keluar rumah untuk bekerja, sekolah dan lainnya karena diimbau agar tetap di rumah saja. Data terakhir yang dihimpun Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor, hanya ada sekitar 1700an angkot yang mengaspal dari total sekitar 3.400 angkot di Kota Bogor. Artinya, 50 persen angkot memilih tak beroperasi. "Jumlah angkot kota yang beroperasi saat ini cuma 50 persen, akibat dari sekolah libur, pegawai kerja di rumah dan pusat perbelanjaan tutup. Sedangkan setoran sopir ke pemilik angkot juga sedapatnya," kata Wakil Ketua DPC Organda Kota Bogor, Freddy Djuhardi, Rabu (1/4). Menurutnya, kondisi ini akan semakin parah jika pembatasan sosial skala besar diterapkan. Sebab, beberapa akses jalan tentunya akan disekat untuk membatasi pergerakkan masyarakat. Freddy menjelaskan, pengurangan operasi jumlah angkot yang paling parah terjadi di trayek 06, 07, 08, 09, 11, 16, 19, 20, 22 dan 23 AK. Dengan rata-rata angkot yang beroperasi hanya sekitar 40 sampai 50 angkot atau rata-rata 30 persen yang beroperasi di trayek tersebut. "Jika keadaan terus begini, bisa-bisa angkot tidak lagi beroperasi," ujarnya. Bahkan, Freddy memprediksi kerugian yang dialami oleh angkot Kota Bogor sebesar Rp540 juta setiap harinya. Dimana setiap satu angkot mengalami kerugian sebesar Rp201 ribu dari total 18 rit yang harus disetorkan. "Iya karena sekolah libur, pendapatan berkurang sekitar 40 persen dihitung dari rata rata pengguna angkot dari penumpang golongan anak sekolah yang libur," jelas Freddy. (dil/b/fin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X