METROPOLITAN.id - Tiga penumpang KRL Commuterline terkonfirmasi positif virus corona atau covid-19 dari hasil swab test yang dilakukan di Stasiun Bogor, akhir Mei lalu. Pengamat Kebijakan Publik Yusfitriadi mengatakan, sejak awal, semua sudah menduga ketika PT. KAI tidak memberhentikan operasional kereta api, maka akan berpotensi penularan covid-19. "Sehingga, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baik di kota maupun Kabupaten Bogor benar- benar tidak akan optimal," kata Yusfitriadi, Senin (4/5). Menurutnya, sangat mungkin bisa lebih banyak penumpang yang terindikasi positif covid-19. Sebab, trend penularan covid-19 saat ini didominasi oleh OTG atau orang tampa gejala. Screening untuk pengguna kereta api tidak cukup hanya dengan menggunakan tes suhu tubuh seperti yang sering dilakukan, baik ketika masuk stasiun maupun ketika keluar stasiun. "Kalau sudah kejadian seperti ini, metode apa yang bisa melacak histori potensi penyebaran covid-19 dengan menggunakan cluster penumpang kereta api, sudah bisa dipastikan akan sangat sulit bahkan bisa jadi mustahil untuk bisa teridentifikasi," terangnya. Untuk itu, PT. KAI dan pemerintah harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Karena sejak awal, masyarakat termasuk Bupati dan Wali Kota Bogor sudah mendesak pemerintah dan PT. KAI untuk menghentikan sementara operasional kereta api sebagai konsekwensi pelaksanaan program PSBB dalan memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini. "Saya sudah dari awal menyatakan ketika pemerintah dan PT. KAI tidak memberhentikan sementara operasioan kereta api, pemerintah tidak serius memutus mata rantai penyebaran covid-19," ungkap Yusfitriadi. Bahkan, secara tegas dirinya mengaku sudah menyampaikan dalam beberapa pernyayataan, bahwa DKI Jakarta idak mempunyai niat baik dalam melaksanakan percepatan pemutusan mata rantai covid-19. Hal itu dibutikan dengan masih banyaknya kantor atau pelaku usaha yangvtidak mengehentikan aktifitasnya untuk sementara. Kondisi ini terbukti dengan pernyataan banyak penumpang kereta api yang mengaku harus tetap berangkat kerja dengan menggunakan kereta api setiap hari ke Jakarta dan pulang ke Bogor. "Kondisi inipun akan sangat mungkin terjadi di stasiun Depok, Bekasi dan yang lainya. Saya meminta kepada PT. KAI dan pemerintah untuk segera merespon kejadian ini secara cepat, walaupun sudah sangat terlambat. Karena tiga orang penumpang kereta api yang sudah positif terinfeksi covid-19 ini entah sudah berinteraksi dan bersentuhan dengan siapa saja dan di mana saja,"tandasnya. (fin)