Masa panen kopi di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, telah tiba. Namun di tengah pandemi ini, tidak mudah bagi para petani kopi di sana memasarkan kopinya. Kondisi ini pun menjadi perhatian Polres Bogor. PETANI di Kampung Mulyasari, Desa Sulamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, tak bingung lagi saat Polres Bogor mau membantu distribusi hasil panen kopinya. Ini salah satu bentuk kepedulian polisi untuk meningkatkan perekonomian petani di desa terpencil akibat Covid-19. Polres Bogor pun mengembangkan Copsfee (Cops Coffee) alias Kopi Polisi yang menjadi produk kopi polisi pertama di Indonesia. Hal itu dilakukan agar para petani kopi bisa terselamatkan. Juga sebagai bentuk menjaga ketahanan pangan. “Kami memberikan mesin huller pengupas kulit kopi. Dari situ juga kami kerja sama dengan petani sekitar untuk mengolah kopi tersebut. Kami juga bekerja sama dengan Kemenady, komunitas kopi Bogor dan kopi Indonesia, terkait roasting-nya, pengemasannya hingga memproduksi,” kata Kapolres AKBP Roland Ronaldy, kemarin. Kopi petani ini, khususnya di Kampung Mulyasari, akan diproduksi massal yang dipasarkan lewat kerja sama dengan Primer Koperasi Polisi (Primkoppol). “Ya, kita berkerja sama dengan Primkoppol untuk pemasarannya. Ke depan produk ini juga akan dikerjasamakan dengan minimarket dan supermarket,” ujarnya. Roland menyebut tercetusnya ide untuk memproduksi kopi sendiri tak lepas dari gemarnya masyarakat Indonesia meminum kopi, termasuk institusi polisi sendiri. Di balik itu, Polres Bogor juga melihat kondisi ekonomi petani kopi menurun akibat pandemi Covid-19. Padahal Bogor sendiri salah satu wilayah produksi kopi terbesar di Indonesia, baik dari jenis robusta maupun arabika. “Produksi ini kami bantu dari hulu ke hilir, masyarakat petani kopi. Kita harapkan bisa terbantu untuk meningkatkan perekonomian dan kita mendorong ladang produksi menjadi lebih besar untuk produksi kopinya,” harapnya. Polres Bogor pun memberikan bantuan berupa satu unit mesin huller kopi, untuk mendukung petani dalam pengolahan pasca panen Kopi. “Kita semua sudah mengetahui bersama bahwa akses jalan menuju ke Kampung Mulyasari ini cukup terjal dengan jalan tanah berbatu dan licin, juga jalan yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Dan dengan adanya kerja sama ini tentunya para petani dimudahkan dalam proses pemasaran hasil kebunnya,” tuturnya. (*/all/rb/els/run)