METROPOLITAN.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memutuskan memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 30 Juli nanti. Meski masih PSBB, aktifitas masyarakat mulai menggeliat. Tranportasi publik seperti kereta api juga masih menjadi sarana favorit. Mengantisipasi penumpang berlebih, Kementrian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemprov DKI Jakarta memberikan bus bantuan bagi pengguna KRL di Kota dan Kabupaten Bogor tiap Senin. Dua stasiun di Kabupaten Bogor itu pun kebagian jatah 15 bus gratis berukuran sedang untuk mengangkut penumpang berlebih. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti mengatakan, selain menyediakan 80 unit bus gratis di Stasiun Bogor, pihaknya juga menyiapkan 15 unit bus sedang di Stasiun Bojonggede dan Stasiun Cilebut, pada Senin (20/7). Titik keberangkatan Stasiun Cilebut disedikan sebanyak tujuh unit bus sedang dan Stasiun Bojonggede sebanyak delapan bus sedang, dengan tujuan ke berbagai stasiun di ibukota, seperti Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, Stasiun Dukuh Atas/Sudirman dan Stasiun Tebet. "Untuk Stasiun Cilebut titik keberangkatan bus ada di Perumahan Pesona Cilebut, sedangkan untuk penumpang Stasiun Bojonggede, bus disiapkan di Terminal angkot Bojonggede," katanya kepada Metropolitan, akhir pekan lalu. Meski sudah disediakan angkutan alternatif berupa bus, bukan berarti antrean calon pengguna KRL stasiun akan hilang sama sekali dan tetap akan ada potensi terjadinya antrean di stasiun. Sebab, kata dia, terkait penegakan protokol kesehatan yang harus dilalui dengan memenuhi prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk dapat menggunakan KRL. “Adanya ketentuan penegakan protokol kesehatan seperti dilakukannya pengukuran suhu tubuh dan adanya keharusan menjaga jarak baik sebelum maupun selama berada di dalam stasiun, secara otomatis akan mengakibatkan terjadinya antrean,” ungkap Polana. Menurutnya, saat ini masih berada pada kondisi yang berbeda, sehingga butuh pemahaman masyarakat jika memang harus terjadi antrean. Penyediaan moda transportasi alternatif ini menjadi langkah pemerintah agar ketika ada penumpukan penumpang stasiun, bisa teratasi. “Yang kita usahakan bersama saat ini bagaimana proses antrean dapat berjalan lebih cepat," tukas Polana. (ryn/a/fin)