METROPOLITAN.id - Di tengah pandemi Covid-19, masih banyak warga Kota Bogor yang kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Mulai dari keterbatasan gawai hingga biaya kuota. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno beserta Ketua DPD PAN Kota Bogor, Safrudin Bima pun turun langsung untuk memberikan bantuan bagi siswa dan guru di RT 03/05 Kelurahan Tanahsareal, Kecamatan Tanahsareal, Kamis (20/8). "Bersama ketua DPD dan wakil sekretaris DPD PAN Kota Bogor, untuk menyerahkan bantuan berupa tiga unit laptop, lima unit ponsel pintar, 10 buah meja belajar dan beras 100 pack untuk warga disini," kata Eddy Soeparno kepada pewarta. Salah satu alasan bantuan itu, sambung dia, masih ada anak-anak sekolah yang berada di dapilnya, yakni Kota Bogor-Kabupaten Cianjur, yang terkendala dalam PJJ. Mulai dari kesulitan sinyal, wifi, paket data hingga ketiadaan perangkat atau gawai. Sehingga, pihaknya ingin memberikan sebisa mungkin untuk warga, sebagai bentuk kepedulian PAN terhadap dunia pendidikan. Plus, rangkaian Hari Ulang Tahun PAN ke-22. "Pemberian bantuan ini untuk melancarakan pembelajaran jarak jauh anak sekolah, jangan sampai mereka tidak memiliki perangkat sehingga terkendala dan terganggu sekolahnya. Nggak boleh ada yang putus sekolah," ujarnya. Sementara itu, Ketua DPD PAN Kota Bogor Safrudin Bima menuturkan, bantuan ini sebagai bagian dari komitmen memberikan manfaat bagi warga, tidak hanya meminta dukungan. Apalagi ditengah situasi dunia pendidikan yang terancam 'lost generation' bila tidak ada aksi nyata terhadap anak-anak. "Ini bagian dari komtimen, memberi manfaat tidak hanya minta dukungan. Ketika sudah duduk di parlemen pun kita kembali ke masyarakat. Pada situasi ancaman ekonomi ini, pendidikan, PAN ingin bergerak cepat. Mungkin nggak seberapa, tapi komitmen kita lebih cepat membantu," ujar SB, sapaan karibnya. Pihaknya juga tidak hanya melihat di pusat kota saja, tapi di pinggiran kota dimana masih banyak orang tua siswa yang tidak punya perangkat, kesulitan sinyal hingga keterbatasan biaya untuk membeli kuota dalam penerapan PJJ. Bantuan ini juga setidaknya mendukung pemerintah dalam bidang pendidikan. "Sekrang itu mulai dari wifi, kuota dan perangkat menjadi kebutuhan dasar dalam PJJ. kalau tidak ada,kegiatan belajar akan terhenti. Sehingga nantinya kita terancam akan kehilangan satu generasi. Itu yang kita hindari," tukasnya. Di tempat yang sama, Siswa SMKN 1 Kelas 11, Zico Putra mengaku terbantu dengan pemberian ini. Sebab, orang tuanya tidak selalu sanggup membeli kuota karena pada perangkat yang sama digunakan bareng-bareng dengan adiknya yang juga PJJ. "Saya pakai HP ibu saya, pakai berdua sama adik. Seringkali terkendala kalau ada tugas diwaktu yang sama. Atur waktu siapa yang lebih cepat, kalau adik saya lebih cepat, saya bisa pakai malam. Makanya bantuan dari PAN membantu kami," tuntasnya. (ryn)