Senin, 22 Desember 2025

Integrasi Kawasan Stasiun Bogor, Pemkot Bogor Sodorkan Empat Opsi Desain

- Kamis, 15 Oktober 2020 | 15:47 WIB

METROPOLITAN.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus mematangkan rencana integrasi kawasan Stasiun Bogor, Alun-Alun Kota Bogor dan Masjid Agung, Kamis (15/10). Setidaknya ada empat opsi desain alternatif yang disodorkan Pemkot Bogor kepada Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat dan PT KAI. Hal itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor, Hanafi. Menurutnya, pada 2017 silam, sudah pernah ada desain untuk integrasi kawasan Stasiun Bogor dan sekitarnya oleh Dirjen Perkeretaapian. Namun belakangan muncul beberapa kendala, sehingga perlu dimatangkan kembali "Hasil pertemuan pimpinan kami dua minggu yang lalu, dengan Balai Besar Perkeretaapian Jawa Barat, Balai Besar perkeretaapian Banten, menkonsolidasikan ini. Nah tadi itu kita rapat untuk tindak lanjut itu," katanya. Mantan asisten pemerintahan Setda Kota Bogor itu menerangkan, ada desain yang dibuat oleh tim terdahulu, plus desain yang dibuat Pemkot Bogor. Pada desain baru, kata dia, ada beberapa alternatif kaitan penataan kawasan stasiun dengan alun-alun eks Taman Topi itu. Perubahan itu salah satunya disebabkan lantaran pada desain lama, tidak melibatkan Taman Topi didalamnya. Sedangkan saat ini, Taman Topi sudah dibongkar dan dalam tahapan pembangunan Alun-Alun kota yang direncanakan mulai 2021. "Itu dulu nggak ada (nggak masuk desain). Tapi sekarang kan sudah jalan dan dibangun 2021. Kita singkronkan itu. Kemudian juga kami perbaiki desain dengan ada Masjid Agung. Tentu harus terintegrasi," terangnya. Hanafi menambahkan, desain yang dipegang oleh dirjen dan PT KAI masih desain lama, sehingga pihaknya memberikan beberapa alternaitf desain. Tak kurang dari empat alternatif sudah dibuat. Pertama opsi adanya underpass, kedua tidak menggunakan underpass. Lalu ketiga, tidak memakai underpass tetapi rerouting diatur. Terakhir, adanya fly over atau jembatan layang. "Nah itu semua disamakan persepsinya nanti. Tentu setelah nanti konsolidasi intern mereka masing-masing, kami juga laporan kepada pimpinan," tandas Hanafi. "Nanti langkah awal, kami akan adakan MoU tentang penanganan kasawan terintegrasi di sekitar stasiun. Secepatnya lah. Nanti ada plazanya, konsepnya pun tidak meninggalkan heritage, tidak meninggalkan sejarah yang lama dan sebagainya," tambahnya. Selain itu, adanya program dari Dirjen Perkeretaapian untuk pembangunan double track atau rel ganda dari Stasiun Bogor-Paledang hingga Sukabumi, itu pun harus masuk pertimbangan dan dimatangkan. Konsep-konsep itu harus dimatangkan, termasuk pembiayaan, agar jelas 'siapa berbuat apa'-nya. Seperti misalnya beberapa pekerjaan yang tengah digarap Pemkot Bogor, seperti pembangunan Alun-Alun dan Revitalisasi Masjid Agung. Meskipun yang Alun-Alun, kata dia, bantuan dari Provinsi Jabar, lalu Masjid Agung dari APBD Kota Bogor. Untuk tindak lanjut pembangunan, memang membutuhkan waktu. Pihaknya bisa memprediksi untuk pekerjaan yang dilakukan pemkot, seperti revitalisasi Masjid Agung yang tengah dikerjakan. "Makanya misalnya ntuk opsi buat underpass, tadi diundang juga Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), KCI, PT KAI, Dishub Jawa Barat, Dirjen Perkeretaapian, Balai Besar Jawa Barat dan Balai Besar Jakarta-Banten. Agar semua tahu,agar semua bisa terintegrasi. Kan sulit juga kalau harus buat fly over misalnya, tapi biaya dari pemda," tuntasnya. (ryn)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X