METROPOLITAN.id - Jelang libur panjang cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW akhir pekan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor putar otak agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Sebab diprediksi Kota Bogor akan diserbu wisatawan lantaran jadi salah satu destinasi wisata, terlebih warga Jadetabek, yang juga wilayah dengan kasus Covid-19 tinggi. Meskipun tidak ada larangan wisatawan masuk Kota Bogor, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku sudah mempersiapkan berbagai antisipasi. Salah satunya dengan menyediakan sampel rapid tes sebanyak 3.000 buah, untuk digunakan sejak Rabu (28/10) hingga Minggu (1/11), atau selama cuti bersama. "Bogor akan terbuka (untuk wisatawan), yang penting protokol kesehatan. Kita juga siapkan 3.000 sampel rapid test, dilaksanakan Rabu sampai Minggu nanti," kata Bima Arya kepada pewarta, Selasa (27/10). Politisi PAN itu menjelaskan, teknisnya nanti Dinas Kesehatan (Dinkes) akan melakukan tes rapid di beberapa titik, mulai dari fasilitas umum hingga tempat wisata. Petugas akan menyasar tes rapid masal mulai dari Stasiun Bogor, terminal-terminal, rumah makan, restoran, tempat hiburan, tempat wisata seperti The Jungle, Kebun Raya Bogor (KRB) dan lainnya. "Dinas Kesehatan itu tugasnya, nanti akan jangkauan rapid test-nya secara random (acak, red). Yang jelas Bogor akan terbuka, yang penting protokol kesehatan," tukasnya. Ia beralasan, dari tren kasus Covid-19 di Kota Bogor dari rumah makan atau tempat wisata cenderung tidak terlalu tinggi ketimbang klaster rumah tangga atau perkantoran. Meski begitu, Bima Arya menegaskan tempat wisata atau restoran dan usaha sejenis tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah pengunjung tak lebih dari 50 persen total kapasitas "Kita sudah amati polanya, tidak ada lonjakan kalau di Bogor. Untuk warga bogor. Tapi nggak tahu kalau di Jakarta. Lonjakan di kita itu itu terjadi di perkantoran, kalau restoran kita belum menemukan itu. Yang pasti kami akan kerahkan tim untuk monitor dilapangan. Kalau tempat wisata melebihi kapasitas? Akan di tutup, begitu 50 persen lebih, harus ditutup dan kita ingatkan," tuntasnya. (ryn)