METROPOLITAN.id - Beberapa pekan terakhir, kasus Covid-19 di Kota Bogor melonjak cukup tajam. Alhasil, banyak pihak menekankan pemerintah agar jangan dulu mengizinkan kegiatan belajar siswa secara langsung atau tatap muka. Salah satunya Anggota DPRD Kota Bogor yang juga ketua Fraksi Amanat Nurani (F-AN) Safrudin Bima. Ia menilai pembukaan kegiatan belajar secara langsung di sekolah tetap harus mempertimbangkan tren kasus Covid-19 yang belakangan terjadi. Sehingga pria yang juga Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) itu menegaskan belum saatnya sekolah-sekolah kembali dibuka. Menurutnya, prioritas utama tetap fokus kepada keselamatan para siswa di Kota Bogor. “Ini juga seharusnya menjadi tantangan di dunia pendidikan. Bagaimana berinovasi tanpa harus melibatkan anak-anak di sekolah. Sebab londisinya memang saat ini belum cocok untuk sekolah-sekolah itu dibuka,” katanya saat Forum Discussion Group (FGD) di D'Bozz Cafe Graha Pena, Kota Bogor, Selasa (17/11). Tiga minggu terakhir, kasus Covid-19 di Kota Bogor memang mencapai angka lebih dari 500 orang. Menariknya, diantaranya terdeteksi penularannya berasal dari pertemuan di sekolah. Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim. Ia mengakui data itu didapatkan saat melakukan pendalaman pada kasus-kasus yang diterima. Padahal, pemkot sama sekali belum mengizinkan sekolah tatap muka. Mantan petinggi KPK itu pun berkesimpulan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah masih harus tetap dilaksanakan selama pandemi dan masih jadi alternatif terbaik agar dunia pendidikan tetap berjalan. “Ada empat kasus yang muncul dari pertemuan di sekolah. Jadi bisa dibayangkan kalau kita sembrono membuka sekolah. Seminggu saja proses kegiatan belajar dan mengajar, bisa-bisa menyumbangkan kenaikan kasus,” jelasnya. Bersama para guru dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, ia mengaku sudah menampung berbagai usulan terkait kemungkinan pembelajaran tatap muka. Termasuk soal banyaknya keluhan orang tua terkait PJJ di rumah. (ryn)