METROPOLITAN.id - Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membuka sistem pembelajaran tatap muka di sekolah awal tahun depan, memunculkan berbagai persoalan. Mulai dari belum matangnya perencanaan sampai pendataan sekolah yang sudah memenuhi sarana dan prasarana pencegahan Covid-19. Bahkan, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim merasa kurang sreg dengan rencana membuka kembali sekolah tatap muka pada awal 2021. Ia menilai kebijakan itu sangat gegabah Sebab, jarak yang hanya tinggal sekitar satu bulan, dirasa butuh pembicaraan lebih lanjut dan persiapan lebih ekstra. Tak cuma itu, kata dia, kasus Covid-19 di Kota Bogor beberapa pekan terakhir justru terus menunjukan tren peningkatan tajam. Sehingga sangat beresiko membuat siswa dan guru terpapar Covid-19. "Sebetulnya begini, saya melihat perlu ada pembicaraan yang lebih teknis. Kenapa? Karena hari ini saja, dalam dua hari terakhir, ingkat penambahan kasus terkonfirmasi positif di Indonesia meningkat tajam. Bahkan sampai diatas 5.000 kasus, mencapai rekor," kata Dedie saat ditemui Metropolitan.id, Senin (23/11). "Kalau kita ditengah-tengah kondisi seperti ini bicara membuka sekolah, yang jaraknya tinggal satu bulan lagi. Ya ini menurut saya, apakah sudah diperhitungkan dengan baik? Apa tidak dipertimbangkan? Ini kan gegabah," tegasnya. Ia menambahkan, sebelum diterapkan kebijakan sekolah tatap muka, perlu konsep yang matang mulai dari sarana dan prasarana sekolah yang harus memadai. Lalu pendataan pelajar dan guru yang memiliki penyakit komorbid, serta dipastikan terlebih dahulu jadwal vaksinasi. Menurutnya, hal-hal tersebut merupakan hal yang harus dibahas terlebih dahulu saat ini. Tak hanya itu, persetujuan antara orang tua murid, komite sekolah dan pihak sekolah, juga tidak kalah penting. Sebab menjadi syarat dibukanya kembali sekolah dimasa pandemi ini. "Kalau urusan vaksinasi guru dan lain-lain ini sudah beres, baru bicara yang pembukaan sekolah. Baru bicara nanti siapa saja yang masuk. Jadi jangan gegabah, ada tahapan. Makanya saya ingatkan, ini kan hanya satu setengah bulan lagi sampai tanggal 11 Januari," tandasnya. "Sementara hari ini dan kemarin Indonesia dalam posisi tertinggi penambahan kasus positif. Ini harus dipertimbangkan ulang," jelasnya. Sebelumnya, Kota Bogor resmi membolehkan pembelajaran tatap muka pada awal 2021 nanti. Hal itu disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya setelah menggelar rapat koordinasi di Balai Kota Bogor, kemarin (21/11). Menindaklanjuti arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terkait penyelenggaraan pembelajaran tatap muka di sekolah, rapat koordinasi pun dihadiri Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bogor, Dewan Pendidikan Kota Bogor, Kantor Kementerian Agama Kota Bogor, Dinas Pendidikan Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Dinas Perhubungan Kota Bogor. Hasilnya Kota Bogor sepakat pembelajaran tatap muka akan berlaku dan dibolehkan mulai 11 Januari 2021. (dil/c/ryn)