METROPOLITAN - Wakil Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jawa Barat, Asep Wahyuwijaya menyikapi perselisihan yang terjadi di tubuh internal Dewan Pimpinan Cabang (DPC) De¬mokrat Kota Bogor. Menurutnya, semua persoalan bisa diselesaikan secara kekeluargaan melalui mekanisme internal partai. “Dalam rangka menjaga soliditas kader tentu saya berharap semuanya bisa diselesaikan secara kekeluargaan melalui mekanisme internal partai,” kata Asep Wahyu saat dihubungi Metropolitan, Senin (4/1). “Tak ada masalah yang tak bisa dilakukan dengan cara musyawarah. Kalau urusan sengketa jabatan kan bisa dibicarakan, maunya bagaimana dan harus dimana,” sambung Ketua Fraksi DPRD Partai Demokrat Jawa Barat. Soal rencana pelaporan ke aparat kepolisian, Asep Wahyu mengaku belum mengetahui secara detail persoalan yang terjadi di DPC Demokrat Kota Bogor. Pihaknya lebih memilih berkoordinasi terlebih dahulu dengan Ketua DPD PD Jabar. “Saya belum tahu detailnya, Nanti saya akan kordinasikan dengan Ketua DPD PD Jabar, barangkali kita bisa mengambil inisiatif untuk memoderasi friksinya,” tandasnya. Sebelumnya diberitakan, perse¬lisihan yang terjadi di DPC De¬mokrat Kota Bogor akhirnya mengemuka ke publik usai ketua DPC Demokrat menda¬patkan somasi dari Kantor Hukum JP Winata, karena diduga memalsukan Surat Keputusan (SK) pengurus. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bogor, R Dodi Setiawan, mengaku akan melakukan somasi balik kepada Ryan Syarief karena telah melaku¬kan pencemaran nama baik terhadap DPC Partai Demokrat Kota Bogor dan namanya pribadi. ”Ini akan saya somasi balik, karena pen¬cemaran nama baik saya dan Demokrat, karena di 2018 masalah ini sudah clear,” kata Dodi kepada Metropolitan, Minggu (3/1). Lebih lanjut pria yang akrab disapa Odoy ini menceritakan jika duduk per¬masalahan yang saat ini tengah digoreng terkait tidak adanya nama Ryan Syarief di jajaran pengurus DPC Demokrat. Padahal saat SK Kepengu¬rusan DPC Partai Demokrat Kota Bogor dikeluarkan pada 2018, nama Ryan Syarief ter¬daftar sebagai wakil sekreta¬ris IV. “Ryan itu harusnya wakil sekretaris IV, tapi Ryan mengajukan pengunduran diri secara lisan ke staf di DPC Partai Demokrat,” jelasnya. Menurut Dodi, Ryan me¬layangkan somasi karena berambisi menjadi sekreta¬ris DPC Partai Demokrat yang saat ini dijabat Agus Sulaks¬ana. Padahal masalah ini sudah diselesaikan pada 2018. ”Hasil pleno umum itu se¬kretaris harus pemilik suara terbanyak dan itu disetujui DPP. Ini saksinya sudah ba¬nyak dan ini kasus 2018 su¬dah clean and clear,” ung¬kapnya. Sementara itu, Kuasa Hukum dari Ryan Syarief, dari JP Win¬arta, Jajang Furqon mengaku bakal melaporkan adanya dugaan pemalsuan SK DPP Partai Demokrat tentang susu¬nan kepengurusan DPC Par¬tai Demokrat Kota Bogor masa bakti 2018-2023 kepada kepolisian. ”Besok kami akan layangkan somasi kedua dan terakhir. Lalu kalau tidak ada jawaban, maka pada 10 Ja¬nuari kami akan buat Laporan Polisi (LP),” katanya. Jajang menerangkan, pemalsuan SK Kepengurusan ini diduga dila¬kukan ketua DPC Partai De-mokrat. Di mana pada lampi¬ran kepengurusan terdapat perubahan nama, namun dalam SK yang diterbitkan DPP Partai Demokrat tidak ada pe¬rubahan. ”Terutama dalam lampuran pengurus Harian DPC. Jadi ada perubahan nama, tapi SK- nya tidak ada pem¬baruan dari DPP. Jadi, dugaan itu diganti sama ketua DPC,” pungkasnya. (rez)